Oleh
Kusuma Ndaru
Mahasiswa Psikologi
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Takut apakah sesuatu yang niscaya dari manusia
atau sebuah derita dari manusia?
Dunia semakin dirancang untuk menekan psikologis manusia. Demi menyokong kehidupan beberapa konglomerat dunia, kita selalu di iming-iming dengan kehidupan glamor yang penuh cahaya gemerlap. Namun di balik itu semua terdapat ilusi. Kita di paksa menjadi manusia karrbittan, manusia yang tidak perlu berproses dan berfikir, seolah makhluk yang tidak memiliki hati dan pikirran, kita di kendalikan oleh ilusi. Kita di jauhkan dari keluarga kita, negara bahkan pasar akan menggantikan peran keluarga kita. Saat anda kalut, anda dapat mengunjungi psikolog, saat anda kekurangan uang, datanglah ke bank untuk mendapat pinjaman. Saat anda merasa lapar, anda dapat mengunjungi kedai makanan, anda dapat hidup sendiri, ketika sakit, asuransi akan melindungi anda. tanpa keluarga anda akan tetap hidup. Saat ini kita telah di cabut dari akar keluarga kita. Perlu di ingat. Kita bukan masyarakat eropa yang berjalansendiri-sendiri.
Perlu di ketahui bahwa masyarakat eropa saat ini banyak yang berlari dari kehidupan individualis, mereka membetuk kelompok-kelompom hippie. Menolak modernitas. Saat ini lebih banyak masyarakat eropa yang berlari menuju filosofi timur, belajar tentang meditasi, yoga, zen, islam, dan lain sebagainya.
Mereka sadar bahwa kebahagiaan tidak dapat di capai dengan konsumtif, semakin kita berambisi menumpuk harta, semakin cemas hidup kita, malah semakin rakus. Tidak ada bedanya kaya maupun miskin. Apakah benar, saat anda mendapatkan harta dan kekuasan anda akan merasa bahagia?.
Kebahagiaan tidak terlalu baik untuk pertumbuhan ekonomi. Jika manusia senang dengan apa yang mereka miliki, mengapa manusia masih mengingkan lebih banyak!. Kita harus jujur bahwa masyarakat kita sedang dalam keadaan cemas secara kolektif
Memang manusia terdorong untuk mencari kesenangan, untuk menghindari rasa sakit. kita selalu lari dari masalah dan bersenang-senang, gagal dalam pekerjaan, masuk ke bar mabuk, atau menggunakan narkoba, atau dalam keadaan jenuh, kita melakukan perjalanan liburan.. itulah kenapa traveling sedang menjamur di masyarakat kita. Lalu sampai kapan kita akan selalu mencari kesenangan, bagaimana kalau kita senang dengan apa yang telah kita miliki!.
Menghindar dari rasa takut dengan berharap. Takut, adalah hal yang selalu berjalan bersama manusia. Kita takut kalau di tolak oleh lingkungan, kita takut kalau tidak memiliki benda A, kita takut kalau kudet, kita takut gagal, kita takut atas segala hal. kita selalu bermimpi dan berkhayal, enak menjadi si A, andaikan saya kaya, andaikan saya punya ini, selalu berandai dalam setiap waktu dalam hidup. Sampai kapan kita akan berandai?.
Dunia semakin dirancang untuk menekan psikologis manusia. Demi menyokong kehidupan beberapa konglomerat dunia, kita selalu di iming-iming dengan kehidupan glamor yang penuh cahaya gemerlap. Namun di balik itu semua terdapat ilusi. Kita di paksa menjadi manusia karrbittan, manusia yang tidak perlu berproses dan berfikir, seolah makhluk yang tidak memiliki hati dan pikirran, kita di kendalikan oleh ilusi. Kita di jauhkan dari keluarga kita, negara bahkan pasar akan menggantikan peran keluarga kita. Saat anda kalut, anda dapat mengunjungi psikolog, saat anda kekurangan uang, datanglah ke bank untuk mendapat pinjaman. Saat anda merasa lapar, anda dapat mengunjungi kedai makanan, anda dapat hidup sendiri, ketika sakit, asuransi akan melindungi anda. tanpa keluarga anda akan tetap hidup. Saat ini kita telah di cabut dari akar keluarga kita. Perlu di ingat. Kita bukan masyarakat eropa yang berjalansendiri-sendiri.
Perlu di ketahui bahwa masyarakat eropa saat ini banyak yang berlari dari kehidupan individualis, mereka membetuk kelompok-kelompom hippie. Menolak modernitas. Saat ini lebih banyak masyarakat eropa yang berlari menuju filosofi timur, belajar tentang meditasi, yoga, zen, islam, dan lain sebagainya.
Mereka sadar bahwa kebahagiaan tidak dapat di capai dengan konsumtif, semakin kita berambisi menumpuk harta, semakin cemas hidup kita, malah semakin rakus. Tidak ada bedanya kaya maupun miskin. Apakah benar, saat anda mendapatkan harta dan kekuasan anda akan merasa bahagia?.
Kebahagiaan tidak terlalu baik untuk pertumbuhan ekonomi. Jika manusia senang dengan apa yang mereka miliki, mengapa manusia masih mengingkan lebih banyak!. Kita harus jujur bahwa masyarakat kita sedang dalam keadaan cemas secara kolektif
Memang manusia terdorong untuk mencari kesenangan, untuk menghindari rasa sakit. kita selalu lari dari masalah dan bersenang-senang, gagal dalam pekerjaan, masuk ke bar mabuk, atau menggunakan narkoba, atau dalam keadaan jenuh, kita melakukan perjalanan liburan.. itulah kenapa traveling sedang menjamur di masyarakat kita. Lalu sampai kapan kita akan selalu mencari kesenangan, bagaimana kalau kita senang dengan apa yang telah kita miliki!.
Menghindar dari rasa takut dengan berharap. Takut, adalah hal yang selalu berjalan bersama manusia. Kita takut kalau di tolak oleh lingkungan, kita takut kalau tidak memiliki benda A, kita takut kalau kudet, kita takut gagal, kita takut atas segala hal. kita selalu bermimpi dan berkhayal, enak menjadi si A, andaikan saya kaya, andaikan saya punya ini, selalu berandai dalam setiap waktu dalam hidup. Sampai kapan kita akan berandai?.
Manusia dikenal dengan “homo konsumen” orang
yang mengkonsumsi penuh yang tujuanya hanya untuk memiliki sebanyak-banyaknya
dan menggunakan lebih banyak. Sehingga memunculkan (harapan), yang
merepresentasikan gagasan kesempurnaan akan hidupnya (forma), sehingga kita
tidak dapat lepas dari proyeksi, yang menjadi bagian dari kehidupan. Kita di
kelilingi oleh media komunikasi dari berbagai zaman, koran, tv, dan internet
memberikan gambar-gambar dari apa yang kita suka memerankanya, atau kita benci.
namun saat realitas tidak mampu memenuhi harapan. Harapan ini akan hancur sehingga berdampak munculnya
tindakan-tindakan destruktif dan kerasan. Orang yang harpanya hancur akan
membenci hidup dan mengalami kecemasan.
Mencari penerimaan sosial, untuk menghindar dari penolakan. Kita selalu menjadi orang lain. Kita menyesuaikan diri dengan keinginan masyarakat. Kita mengenakan topeng yang berbeda, kita tidak pernah menjadi diri sendiri, kita seakan menjadi apa yang lingkungan inginkan, bukan yang kita inginkan. Kita bahkan tidak mengenal siapa diri kita. Apa yang kita rasakan, apa yang membuat bahagia, lalu sampai kapan kita akan mengenakan topeng? Manusia normal dianggap memiliki penyesuain diri yang cakap, namun Penyusaian diri merupakan bentuk kemunduran manusia. Penyesuain diri membuat mansuia harus berganti topeng setiap saat dan lupa dengan diri pribadinya. Kemerdekan individu sangat haram, mereka akan di hancurka oleh lingkuangn sosial, menjadi kesepian dan tidak berarti.
Manusia membuat seseorang khawatir tentang masa tua, kesehatan, uang dll.
Manusia membuat sesamanya kuwatir tentang sebuah imajinasi, sebuah kemungkinan yang tidak ada Bagaimana manusia membuat sesamanya membeli asuransi? Dengan membuat mereka khawatir tentang segalanya. Bagaimana manusia membuat sesamnya menjalani kerja keras? Dengan menyodori role model. Manusia dipertontonkan orang2 yang telah berkeliling dunia, mendapatkan A, B, C. Pointya adalah membuat kuwatir, takut dan cemas.
Mencari penerimaan sosial, untuk menghindar dari penolakan. Kita selalu menjadi orang lain. Kita menyesuaikan diri dengan keinginan masyarakat. Kita mengenakan topeng yang berbeda, kita tidak pernah menjadi diri sendiri, kita seakan menjadi apa yang lingkungan inginkan, bukan yang kita inginkan. Kita bahkan tidak mengenal siapa diri kita. Apa yang kita rasakan, apa yang membuat bahagia, lalu sampai kapan kita akan mengenakan topeng? Manusia normal dianggap memiliki penyesuain diri yang cakap, namun Penyusaian diri merupakan bentuk kemunduran manusia. Penyesuain diri membuat mansuia harus berganti topeng setiap saat dan lupa dengan diri pribadinya. Kemerdekan individu sangat haram, mereka akan di hancurka oleh lingkuangn sosial, menjadi kesepian dan tidak berarti.
Manusia membuat seseorang khawatir tentang masa tua, kesehatan, uang dll.
Manusia membuat sesamanya kuwatir tentang sebuah imajinasi, sebuah kemungkinan yang tidak ada Bagaimana manusia membuat sesamanya membeli asuransi? Dengan membuat mereka khawatir tentang segalanya. Bagaimana manusia membuat sesamnya menjalani kerja keras? Dengan menyodori role model. Manusia dipertontonkan orang2 yang telah berkeliling dunia, mendapatkan A, B, C. Pointya adalah membuat kuwatir, takut dan cemas.
Rasa takut merupakan warisan masa lalu nenek
moyang yang berhubungan dengan bahaya yang menurut naluri harus dijauhi, kalau
tetap di tempat dan melawan, kita jusru akan merasakan amarah. Kita akan
diselimuti perasaan dengan sebutan masing-masing: gugup, risau, curiga, ngeri
dan seterusnya. Pemicu kecemasan jangka
pendek meningkatkan kadar epinerfin dan norepinefrin, hormon yang membuat degup
jantung lebih kencang dan kaki terasa dingin. Hormon ini menyiapkan tubuh untuk
melawan atau lari. Ketika kita dalam keadaan marah, secara otomatis reaksi yang
muncul adalah perlawanan. Namun saat kita dalam keadaan takut, kita secara
tidak sadar akan kabur. saat ini kita cenderung kabur ke dalam dunia maya umtuk
mencari hiburan. Mencari hiburan dapat dianggap sebagai kebutuhan untuk
menghilangkan kecemasan. Atau dalam hal yang paling ekstrim dapat mengambil
keputusan untuk melakukan bunuh diri.
Bunuh diri adalah pilihan
manusia yang takut untuk hidup, bukan karena mereka berani mati. Karena dibutuhkan
keberanian lebih besar unuk hidup, dibandingkan bunuh diri.
2 wicara:
Krisis identitas.
Selain itu terjadi proses modeling namun sayangnya role model yg menjadi stimulus tdk memberikan prilaku model yg sesuai.
Dunia sengaja menciptakan pergeseran perilaku agar peradaban berubah. Tp rasanya bukan menjadi lebih baik namun semakin menjadi kacau.
Benar, baudrillat menyebutnya simulkara
Posting Komentar