data-ad-format="auto"

Cuci muka sana (Realita mahasiswa)



Banyak organisasi engkau tekuni
Banyak kata-kata bijak bernada perlawanan engkau layangkan
Diskusimu selalu penuh suasana kritis
Dirimu keren dengan label aktivis

Cuci muka sana
Tidak pernah melakukan internalisasi tapi mengaku intelektual
Diskusimu yang sangar, hahaha itu hanya ritual
Tidak ada aksi nyata
Bahkan aksimu hiburan panggung semata
Tidakkah kau sadar pergerakanmu itu sudah di awasi 
Hingga pergerakanmu tidak akan pernah berarti

Cuci muka sana
Demonstrasi di Jakarta dihadapan istana negara engkau bangga
Engkau bangga dengan eksistensi dirimu
Engkau bangga dengan kedangkalan dirimu
Hingga saat demonstrasi tidak lupa selfie dulu
Engkau permalukan dunia intelektual dengan melantangkan kata merdeka
Merdeka yang mana ? 
Engkau melawan ketua cabang mu saja belum berani
Engkau mengatakan hidup rakyat
Tapi kau junjung bendera komisariat

Cuci muka sana
Idemu tak pernah jelas
Komitmenmu tak pernah selaras
Kau pikir mahasiswa yang lain apatis
Padahal pergerakanmu, pergerakan basi
Engkau ajak mereka yang engkau rasa sama sepertimu
Siapa yang apatis ? 

Cuci muka sana
Wajahmu saja tidak berwajah

Kegalauan terhadap dunia pendidikan kita memang penting. Kegalauan itu mengandung sifat yang reformis. Namun ia perlu diasah agar menjadi revolusioner. Yaitu dengan mendorong kegalauan tersebut ke level yang lebih radikal dan holistik.
Menggunakan pembacaan yang historis dan dialektik terhadap kegalauan tersebut, akan jauh lebih bermanfaat untuk memperkaya diskursus kritis kita terhadap kondisi pendidikan hari ini. Sebab galau-galau yang hanya sekedar curhat artifisial, tidak akan membawa kita ke manapun, percuma Cukkk!!!

By : Aji Nugroho UNTAG

0 wicara:

 

ANDA PENGUNJUNG YANG KE

IKLAN

TRANSLATE