Oleh : Rizky
Angga N
FISIP Untag Surabaya
FISIP Untag Surabaya
Kalian
mau tahu apa yang akan aku lakukan? Akan ku kacaukan pesta pernikahan mereka.
Kuculik pengantin wanitanya lalu ku bawah kabur ke suatu tempat yang jauh. Bila
mereka mencoba melawan atau menelfon polisi saat aku melakukan aksiku. Terpaksa
kutembaki mereka semua hingga mati. Jangan pikir aku tidak berani sesadis itu
ya! Tapi itu benar. Aku memang tak berani melakukanya.
Rasanya
kepalaku mau meledak sekarang. Sudah hampir dua jam dan entahlah, tak ada yang
bisa kutulis barang satu kalimat pun dalam surat untuk kekasihku. Satu minggu
lagi ia akan dinikahkan dengan seorang pria yang sudah di jodokan orang tuanya.
Konon pria yang akan menikah denganya adalah seorang yang kaya raya.
Dengar-dengar ia pemilik peternakan kuda dengan puluhan kuda di dalamnya.
Aku berhenti
berharap
Dan menunggu
datang gelap
Sampai nanti
suatu saat
Tak ada cinta ku
dapat
Lagu
“berhenti berharap” dari Sheila on 7 diputar salah satu stasiun radio. Terdengar
memilukan.
Terkadang
orang tua memang sangat aneh cara berfikirnya. Bagaimana bisa mereka
mengawinkan anak mereka yang masih ingusan? Seolah-olah kawin itu hanya sebuah
ritual yang biasa saja, bisa di lakukan sembarangan tanpa pertimbangan. Namun itulah yang terjadi dan keinginan mereka
akan kesampaian dalam waktu seminggu lagi. Apa boleh buat. Rasanya aku sangat
nelangsa.
Saat
ini aku menangis di dalam kamar. Menagis tersedu-seduh seperti seorang bocah
yang tak di belikan mainan yang dia iginkan, oleh ayahnya. Tangisanku terdengar
seperti jeritan tersiksa orang-orang yang membusuk di dasar neraka. Tapi, tidak
... semua itu Cuma bohong saja kok. Aku memang sedang sedih tapi tidak sampai
menangis separah itu.
Kepada yang tersayang,
kalimat pembuka seperti itu terlalu kuno. Mungkin cocok andai kami berdua hidup
di zaman penjajahan Jepang.
My darling,
tidak-tidak. Itu menjijikan. Kalau yang itu mungkin cocok bila kekasiku adalah
anak seorang gubernur jendral VOC.
Untuk kekasihku,
ah... lumayan bagus tapi lebih cocok untuk judul lagu, pikirku!
Menulis
surat perpisahan seperti ini, di pikir-pikir memang terlihat kuno untuk zaman
sekarang. Terlalu melankolis juga menurut pendangan beberapa orang. Tetapi aku
ingin membuat perpisahan ini sangat berkesan. Akan ku buat dia terus
mengingatku. Andai saja tak ada perjodohan, tak bakalan aku di buat pusing seperti
ini seperti seorang penderita penyakit Amnesia saja. Rasanya aku ingin
benar-benar terkena amnesia sekarang.
Tanpa
pikir panjang akirnya kubenturkan juga kepalaku ke tembok. Puluhan kali. Darah
mulai mengucur dari kepalaku, sebagian menempel di tembok. Sangat sakit
rasanya! Aku amnesia sekarang. Tapi ... Semua itu Cuma bohong saja kok.
Sebulan
yang lalu kekasihku mengagetkanku dengan cerita yang membuatku hampir mati terkena
serangan jantung. Aku kira pikir ia mengajaku unuk menikah. Aku heran, mengapa
terburu-buru. Toh, usia kami masih sama sama 17 tahun. ternyata aku salah
dengar bukan aku yang akan menikah dengan dia. Dia dan juragan peternakan kuda
yang akan menikah. Sial.
Kalau
sampai si brengsek pemilik peternakan kuda itu berani macam-macam atau
menyakitinya; tidak segan-segan lagi, akan kulayangkan bogemku tepat di
rahangnya. Akan kubuat ia menyesali perbuatanya. Yang ini, entahalah; hanya
bualaku atau tidak, aku masih ragu. Mugkin bisa aku lakukan atau tidak kalau
hal ini benar-benar terjadi. Tapi lebih mungkin tidak akan aku lakukan, karena
aku terlalu sibuk hingga tidak sempat melakukanya.
Sempat
aku bayangkan seperti apa juragan kuda itu: mungkin dia laki-laki brengsek
dengan 3 hingga 5 orang istri. Perutnya buncit seperti wanita hamil 7 bulan.
Nafasnya berbau cerutu karena ia adalah orang angkuh yang hidupnya tak pernah
bisa lepas dari sebatang cerutu. Banyak kriput di wajahnya, mungkin usianya di
atas 40 tahunan. Perangainya buruknya minta ampun. Orang seperti itu takan
pernah bisa perduli apakah ia merusak kebahagian orang lain atau tidak. Rasa
perdulinya sudah tertimbun lemak. Bedebah seperti itu pantas masuk neraka yang
paling dasar.
Benar-benar
tak bisa diterima. Bagaimana mungkin setelah 3 tahun kami memadu kasih bisa
hancur dalam sekejap dirusak perjodohan konyol semacam ini. Aku minta dia untuk
menentang orang tuanya, tapi itu tidak mungkin dia lakukan. Kekasihku, Dia
terlampau patuh dan tidak ingin jadi anak durhaka seperti maling kundang. Aku
jadi yakin andai orang tuanya menyuruhnya makan cacing ia akan melakukanya
karena tidak ingin ada cap anak durhaka di dahinya. Kalau sudah seperti ini aku
tidak bisa apa-apa lagi. Mau minum racun tikus, gantung diri, atau mengiris
urat nadi tak bakalan berani melakukanya: Alasan yang pertama karena aku takut
mati dan yang kedua aku tak mau jadi headline surat kabar di pagi hari. Cara mati
seperti itu sangat memalukan. Yang aku lakukan paling-paling pergi ke rumah
bang Kribo untuk membeli Arak beras dan meminumnya sampai jekpot, sambil mendengarkan lagu-lagu patah hati sendirian di dalam
kamar.
Ia
memanggut bibirku, namun lama-lama berubah menjadi ganas seperti orang yang
baru saja dicekoki obat perangsang. Hampir kehabisan nafas aku di buatnya.
Namun aku menikmatinya. Selama hampir 3 tahun berpacaran belum pernah sekalipun
kita melakukan ciuman yang se dahsyat itu. Mungkin ia merasa bersalah dan
memberiku sedikit bonus perpisahan. seharusnya
ada becksound lagu Last Kiss nya
Pearl Jam saat kami berciuman.
“kau
tak perlu melakunya jika hanya merasa bersalah,”
“kenanglah
seumur hidupmu,” ia menyekah bibirnya. “kamu janji mau mengenangnya?”
“emmmm...
tentu, akan kukenang.”
Yang
paling konyol adalah tidak ada tanggisan saat itu. Entah karena dia tahu
tangisan sama sekali tak akan merubah apapun atau air matanya sudah habis
karena ia menagis di malam-malam sebelumya. Aku sendiri; aku sendiri tak tahu
megapa air mata ku tak bisa keluar pada saat itu padahal hatiku sangat hancur,
sumpah.
“mau
melakukan yang lain?” tanyanya
“maksudmu?”
“jangan
pura-pura seperti orang bodoh. Jika kamu mau, aku tak keberatan melakunya
denganmu,”
Seperti ikan yang terjerat umpan. Saat itu
juga langsung kuluciti seluruh pakaianya. Ku praktekan gaya bercinta seperti
dalam adegan filem porno yang sering ku tonton. Kubuat ia melayang penuh
kenikmatan. kita berdua bercinta sampai mati. Aku Cuma bercanda. Kami berdua
tidak bercita. Yang sebenarnya terjadi adalah aku menolak bercita denganya
karena takut ketahuan warga.
“Jangan
konyol. Itu saja sudah cukup bagiku.” Aku baru menyesali penolakanku setalah
pulang. Seharusnya aku tak menolak ajakanya. Aku benar-benar pengecut Payah!
Saat
mengingat-ingat kejadian itu sendirian seperti ini, aku jadi merasa mual dan
pusing. Lebih baik aku tak mengingatnya sekarang. Kenangan adalah sejarah,
hidup harus terus berjalan, kalau sedang capek ya istirahat, makan, tidur,
minum arak sampai mabuk. Begitu menurutku. Tapi waktu sedang ingin mengingat-ingat
masa lalu yah ... boleh se-sekali mengingatnya kembali. tak semudah itu juga
kalian bisa lupa akan peristiwa yang pernah dialami dalam hidup. Sedang ngomong
apa sih aku ini?
Di jam-jam seperti ini biasanya lagu
yang di putar setasiun radio adalah lagu-lagu bagus untuk orang yang sedang
patah hati ataupun yang sedang jatuh cinta. Sepertinya mereka sudah hafal betul
dengan penyakit kronis percintaan kaum muda zaman sekarang. Can’t smile without you dari Barry
Manilow sedang diputar GEN Fm. Sumpah judul lagu ini menggambaran diriku
sekarang. Mungkin dengan mendengarkan lagu-lagu seperti ini surat yang akan kutulis
dapat selesai.
Selesai dengan can’t smile without you, English
men in New york dari Sting yang mereka putar.
Anehnya
saat mendengar lagu ini, aku justru membayangkan sebagai orang asing yang
tersesat entah dimana, di tempat antabrata yang tak di ketahui orang-orang.
Bagaimana aku bisa tersesat? Entahlah, pokoknya aku tersesat seperti masuk
kedalam lorong waktu. Dalam bayanganku bukan tempat yang buruk. Tempat itu
sebuah pantai indah dengan ombak setinggi 10 meter yang bisa digunakan untuk
berselancar. Pantai itu mempunyai pasir yang sangat putih bahkan terlihat
berkilau saat terkena sinar matahari. Di sepanjang garis pantai banyak tumbuh
pohon kelapa dengan buah kelapa sebesar kepala Gajah. Tak jauh dari pantai ada
sebuah gubuk kecil, terbuat dari kayu kelapa, di dalamnya terdapat makanan yang
berlimpah, papan selancar, dan sebuah ranjang untuk tidur. Karena aku terlalu
capek sehabis berselancar akupun tidur di rumah kecil itu. Saat pagi aku
terbangun dan secara ajaib kekasiku ada di sampingku. Tertidur dengan suara
dengkuran halus memeluk tubuhku. Gambaran yang aneh dan tak masuk akal sama
sekali. Seperti dalam filem-filem FTV saja. Rasa-rasanya aku sudah tidak waras!
Tapi, kalau dipikir-pikir lagi setiap orang juga pernah melakukanya. Maksudku,
menghayalkan yang aneh-aneh seperti hidup bersama orang yang disayangi di suatu tempat yang bagus. Atau bercinta
dengan seorang artis idolanya. Aku berani bertaruh, setiap orang di dunia ini
pernah meghayalkan yang seperti itu. Sungguh; iris telingaku kalau sampai aku
salah.
Beberapa
lagu yang tak ku tahu judulnya dan siapa penyanyinya diputar juga. Sebagian ada
yang terdengar enak dan sebagian lagi terdengar biasa-biasa saja.
Kertas
masih kosong. Aku berfikir keras sesegera mungkin menyelesaikanya, dengan
tiduran di ranjangku. Masih tetap di Gen FM. Berisik suara penyiar, lagu-lagu silih
berganti di putar, iklan-iklan yang telah lewat dari tadi. Waktu terus berjalan
tak terasa perutku mulai lapar. Sebenarnya aku sengaja tidak nafsu makan. Tapi
perutku benar-benar lapar. Tidak bisa kutahan lagi. Aku harus makan. Mungkin
suratku tak selesai-selesai karena aku belum makan. Memang apa hubunganya
antara makanan dan surat? Entahlah! Yang penting makan sampai kenyang.
Imagine
dari Jhon Lenon kali ini. Aku benar-benar menyatu dengan lagu itu. Rasanya tak
perlu berfikir terlalu keras untuk menuliskan surat ini. Setelah aku pikir-pikir
itu Cuma buang-buang waktu saja. Tak ada lagi hal yang bisa kulakukan kecuali
pasrah.
You may sa im a
dreamer
But i’m not the
only one
I hope some day
you’ll join us
And the word
will live as one
Aku
benar-benar mengantuk tepat di saat Lenon menyanyikan lirik terakir..
0 wicara:
Posting Komentar