Oleh Achluddin Ibnu Rochim
FISIP UNTAG Surabaya
Secangkir kopi sore,
Setelah hujan terhenti.
Wajahmu hadir kembali, mengganggu
Meninggalkan gema lampau mengiang:
"Selamat tinggal mantan usang!"
Sialnya, rokok ini tinggal sebatang,
Terbeli dari sisa receh hasil jambretan siang,
Pada dompet tua pemberianmu:
"Hadiah dari om-om gendut." Katamu dulu.
Masih ada potomu di sana sinis mencibir.
Dan bibirmu itu, ah.
Apa masih suka berkecipak di bawah sana?
Demi mulutmu yang basah,
Ingin rasanya kubogem semua pelangganmu, atau
Kubunuh saja sekalian,
Lalu kita ke pak Modin.
Cuhh...!
Tapi kau malah minggat
Meninggalkan TBC ku yang kumat.
Nasib ini seperti peron berkarat.
Ditinggalkan, dingin, sepi, juga pesing: Keparat.
0 wicara:
Posting Komentar