data-ad-format="auto"

DIALEKTIKA HUMANISME (Madzab SEMOLOWARU) 34





Oleh Achluddin Ibnu Rochim
FISIP Untag Surabaya




Sempurnalah sudah, kota dengan pasar pertama kali di dunia lahir.
        Dalam perkembangannya kota ini menjadi pusat dari dusun–dusun di sekelilingnya untuk keperluan berbagai macam, mulai perdagangan, keamanan, pengaduan (keadilan), dan yang paling penting untuk keperluan yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan (politik). Dalam proses pertumbuhannya kota dan para satelit (dusun) tersebut lama–kelamaan menjadi negara. Dengan sistem politik dan ekonomi serta perangkat keamanan dan keadilan yang sudah dimiliki, negara baru ini dalam perjalanannya dibangun dengan pajak–pajak atau upeti yang dibayarkan oleh warga yang mendiaminya. Pajakpun mulai dikenal dalam sejarah saat itu.

Bukankah pajak adalah salah satu biaya vital dalam membangun peradaban?
      Perubahan sosial manusia yang dimulai sejak tradisi primitif pada masa purba hingga kebudayaan manusia yang telah maju adalah hasil dari proses dalam diri manusia melewati sejarah. Perubahan–perubahan tata sosial ini berlangsung terus hingga peradaban manusia mencapai puncaknya hari ini, yakni terbentuknya masyarakat modern. Dan bukankah itu semua dibangun dengan pajak, tata politik–ekonomi, rasa penasaran dan tidak puas yang berkepanjangan?
        Proses perkembangan manusia dalam sejarah semacam itu merupakan hasil dari dialektika hidup. Dialektika semacam ini melahirkan struktur bangunan peradaban yang mengantarkan manusia pada tatanan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Sejak itu, Kapitalisme kokoh berkibar hingga kini, sekaligus menjadi teori yang dianut separoh manusia bumi.
        Teori ini mengatakan bahwa negara adalah memelihara dan mempertahankan keamanan dan ketertiban individu dan masyarakat. Dalam usaha menjamin keamanan dan ketertiban itu, negara menjalankan fungsinya sebagai seorang penjaga malam.

Maksud anda, janganlah sekali–kali negara itu melampaui fungsi jaga malam, karena hal itu berarti bahwa negara memasuki bidang kehidupan individu yang terlarang bagi negara!?
         Ya, itulah konsepnya. Konsepsi negara yang individualis yang menghasilkan negara yang liberal adalah konsepsi negara yang negative, artinya negara dan semua aparatur hanya ditugaskan untuk menjaga agar individu tidak diganggu dalam keamanan dan ketertibannya, dalam hidup, kebebasan dan hak miliknya.
     Kapitalisme–Liberalisme adalah suatu ideologi yang berdasarkan filsafat individualisme, yaitu suatu filsafat yang menitikberatkan pada kebebasan perseorangan.
      Dalam bidang ekonomi, liberalisme menghendaki persaingan bebas serta tidak menghendaki campur tangan negara. Ekonomi liberalisme biasa disebut Kapitalisme.

LANJUTAN

0 wicara:

 

ANDA PENGUNJUNG YANG KE

IKLAN

TRANSLATE