Oleh Achluddin Ibnu Rochim
FISIP Untag Surabaya
FISIP Untag Surabaya
Ya, akal selalu berproses.
Ruh dunia berkembang menuju pengetahuan itu sendiri yang juga terus berkembang. Sejarah adalah kisah mengenai ruh dunia yang secara perlahan mendekati kesadaran itu sendiri. Manusia selalu maju mengarah pada “pengetahuan diri” dan perkembangan diri” yang semakin tinggi, umat manusia bergerak menuju rasionalitas dan kebebasan, setiap saat bertambah maju.
Bisakah dikatakan, Kesimpulan dari semua uraian yang anda sitir dari Hegel tadi adalah, bahwa Dialektika Idea merupakan suatu proses ketika sebuah pemikiran yang dimunculkan adalah hasil dari pemikiran terdahulu.
Ya! Pada akhirnya kedepan, pemikiran itu mendapat perlawanan pemikiran lain, sehingga timbulah ketegangan di antara dua pemikiran tersebut. Pertentangan itu dapat diperdamaikan untuk sementara ketika muncul pemikiran ketiga lebih baik di antara kedua pemikiran awal. Ini yang dinamakan Thesis, Anti Thesis, Anti Thesis-Anti Thesis (Synthesis).
Itulah pemikiran dialektika idea dari Hegel yang kurang lebih dapat saya kemukakan secara sederhana.
Berarti, dibanding Marx, perbedaannya hanya terletak dari obyek dialektika?
Di lain pihak, Karl Max, yang nota bene pernah menjadi seorang Hegelan kiri, tidak sejalan dengan pemikiran dialektikanya Hegel diatas, meski metode thesis, anti thesis, dan synthesisnya Hegel ia setujui, sebab Marx memiliki pendapat sendiri mengenai Dialektika yang non idea, yakni Dialektika Material.
Jadi Karl Marx pada pemikiran tertentu sama dengan Hegel, dan pada pemikiran yang lain bertentuangan dengan Hegel?
Betul menurut Karl Marx, pendapat Hegel sebagian itu salah. Marx menillai Hegel berpikir terbalik, dengan olok–olok Hegel berjalan dengan kepalanya. Marx mencoba membenarkan cara berpikir kaum Hegalian terbalik itu.
Bagi Karl Marx, sejarah tidak terbentuk dari pertentangan ide–ide yang dinamakan ruh dunia atau akal dunia, justru sejarah tercipta karena dipengaruhi oleh faktor material. Ini disebabkan karena cara manusia, berpikir itu ditentukan oleh faktor–faktor material dalam masyarakat, dan faktor–faktor material masyarakat semacam itulah yang menggerakan sejarah. Intinya adalah perubahan–perubahan materialah yang mempengarui sejarah. Dari situ Marx mengatakan, bahwa hubungan ruhaniah tidak membuat perubahan material. Justru sebaliknya perubahan–perubaan materialah yang membuat hubungan–hubungan ruhaniah baru.
Oleh sebab itu Marx dikatakan beraliran materialisme.
Menurut Marx, masyarakat adalah memang material. Material adalah segala sesuatu dapat dicerap oleh kelima inderawi manusia. Sesuatu yang dapat dicerap oleh inderawi manusia bernama benda. Dan setiap benda adalah bergerak. Oleh karenanya gerak masyarakat ditentukan oleh kekuatn – kekuatan yang ada dalam masyarakat itu sendiri. Kekuatan dalam masyarakat yang sangat dominan selalu melakukan pertentangan adalah kekuatan ekonomi.
0 wicara:
Posting Komentar