Oleh Achluddin Ibnu Rochim
FISIP Untag Surabaya
FISIP Untag Surabaya
Dan nampaknya hampir semua petani berpikir hal yang sama.
Yang terjadi kemudian bisa di
tebak, yaitu munculnya In-efisiensi sektor pertanian skala Nasional. Bagaimana
mungkin akan timbul jiwa wirausaha jika setelah bekerja keras hasilnya tidak
untuk dimiliki sendiri, yang ternyata kemudian diberikan pada pihak lain.
Sebuah masyarakat (negara) akan
mencapai efisiensi bila segenap masyarakat dan potensinya dikerahkan. Dan
masing – masing manusia berusaha mengerahkan dirinya secara sukarela bahkan
dengan senang hati apabila mereka mendapat reward dari apa yang telah dilakukan
itu. Reward bagi kerja keras adalah out put atau perolehan hasil yang dapat
dinikmati sendiri. Ini terjadi jika semua hasil kerja keras boleh dimiliki
sendiri. Sebab sudah menjadi watak dasar manusia untuk memiliki sesuatu atau
hak atas kepemilikan.
Dengan ilustrasi yang sejenis,
bisa dibayangkan apabila sektor–sektor yang lain mengalami hal yang sama
dengan apa yang dialami oleh sektor pertanian kota tidak mengherankan jika
ideologi Sosialisme–Komunisme yang dianut pemerintah Uni Soviet terbuktu
rontok di tengah jalan. Dus, dengan demikian Ideologi ini tidak berhasil
menghantar manusia pada cita–cita kesejahteraan.
Ya, ya, ya. Saya paham itu. Bagaimana dengan pernyataan anda bahwa Kapitalisme–Liberalisme juga menemui kegagalan, padahal seperti yang kita bersama saksikan, hingga hari ini ideologi Kapitalisme–liberalisme masih bertahan bahkan terbukti mampu menjawab tantangan eksternal dan internalnya sendiri?
Spesies manusia adalah salah satu contoh kongkrit, menggambarkan
bagaimana kapitalisme dirajut dari awal sejarah manusia itu. Ia adalah sebuah
spesies yang berkelompok berorganisasi atau berbangsa, di mana bangsa ini telah
melewati berbagai macam fase sejarah perkembangan politik–ekonominya terus–menerus.
Di dalam setiap fase itu terdapat
berbagai bentuk model politik–ekonomi yang dianutnya. Bahkan sejak sebelum
manusia belum mengenal tradisi tulisan. Kawasan atau wilayah manapun di dunia
ini adalah saksi, bahwa pernah terjadi sebuah jaman dimana manusia
berkelimpahan harta benda dan tidak kekurangan kebutuhan barang sedikitpun. Itu
terjadi di awal purba, saat populasi manusia masih sangat sedikit dibandingkan
dengan persediaan alam yang melimpah ruah. Tata politik – ekonomi masih sangat
sederhana. Disana, saat itu, tidak terdapat jual beli, bahkan yang berwujud barter
sekalipun. Manusia kala itu berada pada suatu jaman dimana kata “kebutuhan”
tidak dikenal, karena yang ada hanya “persediaan” yang kesemuanya dipenuhi oleh
alam. Sehingga dalam kehidupan sehari–hari yang ada hanyalah memberi dan
menerima. Vasted interest terbunuh di zaman semacam itu. Sementara itu,
organisasi atau lebih tepatnya kerja sama kelompok telah dikenal. Organisasi
itu merupakan hasil dari bangunan solidaritas masyarakat ontologis yang tidak berdaya
menghadapi alam.
LANJUTAN
LANJUTAN
0 wicara:
Posting Komentar