Oleh Achluddin Ibnu Rochim
FISIP Untag Surabaya
FISIP Untag Surabaya
Bisakah saya katakan, bahwa Sosialisme–Komunisme dalam praktek diartikan, semua gerakan sosial yang menghendaki campur tangan pemerintah yang seluas mungkin dalam bidang perekonomian.
Sosialisme–Komunisme
menghendaki penguasaan bersama dari semua alat–alat produksi dan perluasan
aktivitas negara sampai ke bidang perekonomian yang sekecil–kecilnya. Dalam
hal ini istilah ‘kolektifisme’ barangkali lebih tepat dari pada istilah
sosialisme yang sudah mempunyai arti yang bermacam–macam itu. Sebab banyak
orang memberi pengertian menurut sosialisme berdasarkan varian masing–masing. Fungsi negara harus diperluas
sedemikian rupa hingga tak ada tempat lagi bagi nafsu privat di sana.
Jika demikian, berarti tidak ada tempat bagi semangat
individu disana!
Sebagai doktrin yang menghendaki
campur tangan dalam bidang perekonomian, sosialisme–komunisme (kolektifisme)
merupakan anti–thesa dari anarchisme dan individualisme. Bila aliran
anarchisme dan individualisme pada prinsipnya melihat negara sebagai keburukan
yang harus ditiadakan selekas mungkin, maka pada kolektifisme justru menganggap
negara sebagai organisasi yang dapat mewujudkan cita–cita yang sosialistis, negara
sebagai faktor positif dalam penyelenggaraan kesejahteraan umat manusia.
Fungsi negara harus diperluas
sedemikian rupa hingga tiada lagi aktivitas sosial yang tidak diselenggarakan
oleh negara. Semua aktivitas negara ditujukan pada pemenuhan kesejahteraan
bersama.
Sosialis–Komunis sebenarnya
hanyalah merupakan salah satu bentuk dari ajaran sosialisme yang diajarkan oleh
peletak dasarnya, Karl Mark dengan bantuan Frederich Engel. Kemudian untuk
pertama kalinya dipraktikan oleh Lenin di Rusia dalam tahun 1917. Bila Sosialis–Komunisme dipisahkan dan dibedakan dari ajaran sosialisme umum, dengan
pertimbangan bahwa Sosialis–Komunisme telah memperoleh tempat terlepas dari
ajaran Sosialisme umum.
Sosialis–Komunisme sudah
merupakan bentuk ilmiah dari sosialisme dan sudah merupakan ‘isme’ dan telah
dianut dengan rela atau tidak oleh kurang lebih separuh penduduk bumi. Yang
pada akhirnya, kemudian gagal setelah 70 tahun berkuasa di negara bekas Uni
Soviet.
Sosialime dan Komunisme
bertujuan, memperluas fungsi negara dan menuntut penguasaan bersama dari alat–alat produksi, untuk kemudian ke arah raibnya negara, setelah semua terwujud.
0 wicara:
Posting Komentar