Oleh: Hesti Anugrah Restu (IAIN Tulungagung)
Ada sosok utuh yang dulu ku kejar sampai kaki terseok-seok, lalu kini bayanganya hanya bagai semburat sinar nan kabur lagi meredup, entah karena disiram hujan febuari atau karena memang sudah tiba masa kadaluwarsa? Entahlah, hati adalah teka-teki yang banyak dan tak pernah terpecahkan. Disitu sisi, insan bisa mencintai secara sedemikian rupa pada mawar walau berduri dan dilain waktu bisa saja berpaling dan berkilah mengatasnamakan luka akibat durinya. Padahal jikalau memang hendak mencintai mawar, terima durinya, bukankah tiada kesempurnaan yang indah bila tak diwarnai oleh kecacatan walau hanya berupa kilas senja? Atau kilat petir? Ayolah, berdamailah hati.
0 wicara:
Posting Komentar