Oleh : Ragil Ajeng Pratiwi
Kamu cukup tenang diatas jembatan kayu yang kau pijak. Kamu cukup terlihat damai saat alunan kaki melangkah dengan hitungan percepatan gerak gesek yang kau buat.
Tapi itu tak cukup bagiku, bahkan keberadaanku yang sama tidak akan membuat pandangan itu beralih pada keanehan ini.
Bahkan merasakan jatuh pada kedamaian, membuatku layak anak kecil yang menggebu-nggebu.
Gemasku karna adanya jarak, kode isyarat kamu buat.
Entalah.. mungkin pulang adalah cara lain agarku tetap menjadi anak kecil dengan penuh rindu.
Mungkin, kedamaian akan kutemukan lain pemandangan pada tempat lain yang akan ku pijakkan.
Semoga tiada penyelasan antara keanehan atas ketenangan yang kita ciptakan bersama..
Kamu cukup tenang diatas jembatan kayu yang kau pijak. Kamu cukup terlihat damai saat alunan kaki melangkah dengan hitungan percepatan gerak gesek yang kau buat.
Tapi itu tak cukup bagiku, bahkan keberadaanku yang sama tidak akan membuat pandangan itu beralih pada keanehan ini.
Bahkan merasakan jatuh pada kedamaian, membuatku layak anak kecil yang menggebu-nggebu.
Gemasku karna adanya jarak, kode isyarat kamu buat.
Entalah.. mungkin pulang adalah cara lain agarku tetap menjadi anak kecil dengan penuh rindu.
Mungkin, kedamaian akan kutemukan lain pemandangan pada tempat lain yang akan ku pijakkan.
Semoga tiada penyelasan antara keanehan atas ketenangan yang kita ciptakan bersama..
0 wicara:
Posting Komentar