Bola.
Ya, Bola. Ada apa dengan bola, hingga hampir separoh penduduk bumi seolah terhipnotis oleh Bola.
Ajaib! Bola yang kelihatan sepele itu mampu menjungkir balikkan persepsi manusia. Bahkan, bukan sampai pada sikap, sekaligus juga pada perilaku.
Ya, Bola. Ada apa dengan bola, hingga hampir separoh penduduk bumi seolah terhipnotis oleh Bola.
Ajaib! Bola yang kelihatan sepele itu mampu menjungkir balikkan persepsi manusia. Bahkan, bukan sampai pada sikap, sekaligus juga pada perilaku.
Bagaimana tidak, Tetangga sebelah yang biasanya adem ayem, tiba-tiba tengah malam berteriak-teriak! Siapakah yang terganggu dengan jerit tengah malam ini? tidak ada! ya tidak ada, sebab praktis se RT menyukai Bola. Tapi aku?! hemmh, peduli amat dengan aku. Toh suaraku hanya sendiri di tengah riuhnya hajatan besar Internasional ini. Apa daya kebenaran ditentukan oleh mayoritas. Volks people Volks Thei! Demokrasi terkadang juga punya cacatnya sendiri. Seratus Bajingan berkumpul lebih benar ketimbang satu orang Guru Agama. Ini sudah prinsip tak boleh didebat. Kesepakatan bahwa suara mayoritaslah yang dipakai dalam ranah demokrasi.
Kembali ke bola.
Keheranan berkecamuk di benakku. Dan sampai sekarang belum beroleh jawaban. Bagaimana benda sepele itu bisa membuat hampir semua orang kembali manjadi kanak-kanak. Mengapa aku katakan kanak-kanak? Ya! karena mereka sudah tidak rasional lagi. Yang biasanya siang kerja cari nafkah, hari ini tergeletak pulas di ranjang: Mbangkong!
Tukang becak belakang rumah biasa tidak dianggap karena statusnya sebagai orang rendahan, sekarang kontan akrab dengan Tokoh RT setempat hanya karena setiap malam nonton bareng di Gardu Ronda. Bahkan minum kopi segelas berdua: Asyik amat!
Siang menjadi malam dan malam dijadikan siang, pendek kata seluruh jadwal amburadul! Produktivitas kantor-kantor instansi pemerintah maupun swasta merosot drastis. Jam kuliah banyak mahasiswa yang madol alias mbolos. Dosen pun ogah ogahan ngajar. "Jadi pertemuan kali ini, harap kalian baca literatur yang saya sampaikan tadi, setelah itu silahkan di review ke dalam selembar halaman. Jangan lupa catat nama dan nomor induk. Sekian dulu, selama saya tinggalkan, jangan ribut!" Lantas ngeloyor pergi ke Mushola Kampus: tak lama kemudian, Ngorok!! (mungkin mimpi bini mudanya)
Apa sebenarnya yang sedang terjadi dengan semua orang ini? Jika dipikir-pikir, dia hanyalah benda mati. Bentuknya bundar. Terbuat dari kulit atau apapun substitusinya, sedang di dalamnya adalah rongga kosong yang berisi udara.
Tapi dari benda bulat itu, bermilyar-milyar dana berputar, dari Triad, Yakuza, hingga Mafioso bergerak latent, berebut bisnis: taruhan, transportasi, akomodasi, entertainment, Konsumsi, Iklan, Sponsorship, manajemen, Siaran tayang, Keamanan, dan beratus item lain yang sulit dicatat satu persatu. Dari benda bundar itu juga dapat dipertautkan berbagai macam latar belakang kesejarahan individu yang dalam skala luas menjadi gerakan massive. Dan di belakang semua itu terhimpun bermilyar spirit, gairah, riang juga sedih yang saling berseliweran.
Padahal jika ditilik, betapa sederhananya: Tak lebih dari sebelas orang dewasa di sini dan sebelas orang dewasa di sana yang secara tidak sadar berkelakukan seperti anak kecil. Berlarian kian kemari hanya berebut satu benda kurang berharga. Kemudian seorang juri yang selalu meniup peluit, kadang-kadang keluarkan kartu dari sakunya seolah-olah sangat berkuasa. Kemudian yang dapat kartu justeru malah marah-marah! tak hanya itu ia masih dibantu oleh beberapa orang yang suka kebutkan bendera kecil. Belum lagi kelakuan sekian ribu orang penonton, entah alasan apa mereka suka bersorak-sorak kegirangan, tapi terkadang juga mengumpat-umpat, mencaci maki, sambil membanting benda yang ada seraya tertunduk lesu. Baik yang gembira ataupun yang sedih dapat diteropong sebagai sebuah perilaku yang tidak normal. Tindakan diluar kewajaran sehari-hari.
Lebih dari semua ketidak wajaran itu adalah: Anak ku yang perempuan mendadak tidak mau pergi ngaji malah minta dibelikan bola. Mati aku!
0 wicara:
Posting Komentar