Naashiril Haq
Presiden BEM UAD (Universitas Ahmad Dahlan) Yogyakarta 2016-2017
Presiden BEM UAD (Universitas Ahmad Dahlan) Yogyakarta 2016-2017
73 tahun Indonesia merdeka, kemiskinan masih meraja-lela, pengangguran dimana-mana, petani desa dipandang sebelah mata, buruh tenaga kerja terus berkutat memenuhi kebutuhan pokoknya, rakyat kecil menderita diakali si kaya, pejabat negara sibuk mencari dan atau mempertahankan kuasa, media massa menjadi alat propaganda, aparat negara menjadi antek penguasa, pun mahasiswa rantau sibuk mengejar IPK dan lupa daerahnya.
20 tahun pasca reformasi, seharusnya kebebasan berekspresi tak lagi di persekusi. Hanya sekedar berargumentasi atau bahkan mengkritisi tirani pun dilindungi konstitusi. Lantas, kenapa masih banyak orang yang sembunyi melihat situasi terkini?
Dikotomi pendukung pemerintah dan pendukung oposisi semakin menjadi-jadi. Fanatisme membungkam akal dan nurani. Akibatnya, informasi hanya berisi hoax dan cari-maki. Rekonsiliasi pun seakan menjadi fantasi. Apakah kita akan terus berdiam diri?
Literasi adalah kunci dari demokrasi. Kualitas pemimpin negeri merupakan manifestasi dari kualitas rakyatnya sendiri. Dimana para akademisi yang berperan dalam membudayakan literasi selama ini? Ataukah juga sibuk memperkaya diri berkedok penelitian dan akreditasi?
Jika kita masih peduli dan memiliki nurani, mari diskusi untuk mencari solusi atas permasalahan negeri ini. Jangan jadikan demonstrasi sekedar seremoni untuk mencari eksistensi, harus berisi gagasan yang telah dikaji.
0 wicara:
Posting Komentar