
Diatas puing-puing singosari dan kediri
Diambang kalut, lunglai sang negeri
Tubuhnya berdiri, menatap luasan bumi
Mendekap asa, mengisi dawai sunyi
Dengan mata tajam, anggun, dan berisi
Diletakannya, pondasi besar, yang menjadi akar dinasti
Dialah, Sang pemikir Majapahit, Rajapatni Gayatri
Disuatu pagi,
ketika istana guncingkan Sang Ratu dan petinggi dinasti
Gayatri lantangkan petuah sakti,
“Wahai para sahabatku, Kutegaskan kembali, pentingnya mengolah diri tanpa henti
Percayalah, pada dasarnya tidak ada kuasa manusia yang serta merta turun dari langit,
apa yang bisa dikuasainya, adalah kepantasan dan kelayakan
dari perjuangan hidup manusia itu sendiri.
tidak ada yang mudah dicapai, tanpa adanya kerja keras,
Keras berpikir,
keras menahan sakit,
keras mengerahkan diri
dan keras menolak berlaganya ketidakbenaran.
Telah kusimak apa yang sudah berkembang,
Berbagai sepak terjang kalian sebagai petinggi Istana
Dengan perangkat pasukan pemerintahan baru,
Semangat dan gairah muncul menggebu-gebu
Namun secara aksi,
justru arahnya semakin tak tentu
Menyebabkan itikad baik, menjadi semu.
Maka renungkan kembali, rancang secara matang, tanpa teburu-buru,
jangan mudah terpancing ambisi terlebih didominasi emosi.
Sebagai pemerintah baru, memang menuntut etos kerja lebih
namun tidak berarti harus segera kerja, kerja, kerja ! Segera, segera dan segera!
Sungguh tidak harus seperti itu,
karena akhirnya jika tidak matang rancangan kerja,
dari perencanaan hingga mencapai tujuan,
maka yang terjadi mentah dan menimbulkan asam bahkan luka dimana-mana,
luka untuk kalian, lebih luas luka untuk rakyat majapahit.
Sahabatku, sesungguhnya memang penting menciptakan pembangunan
Namun, jika berpikir pembangunan itu sekedar fisik, semisal taman, candi, dan istana
Maka, dangkallah dasar dari pemikiran
Karena hakekat pembangunan, adalah kesejahteraan
Maka terpenting, dari apa yang harus dibangun Adalah apa yang bisa memberikan kekuatan,
serta manfaat bagi rakyat Dan bukan untuk pemerintah.
Tidak perlu terpaku pada strategi lama, yang telah membentuk menjadi tradisi,
jika miliki gagasan baik, maka jalankanlah
tradikanlah yang baik, dan jangan membenarkan sebuah tradisi.
Wahai para sahabatku, selamat menjabat,
selamat menjalankan mandat, selamat membaktikan hayat.
Diatas puing-puing singosari dan kediri
Diambang kalut, lunglai sang negeri
Tubuhnya berdiri, menatap luasan bumi
Mendekap asa, mengisi dawai sunyi
Dengan mata tajam, anggun, dan berisi
Diletakannya, pondasi besar, yang menjadi akar dinasti
Dialah, Sang pemikir Majapahit, Rajapatni Gayatri
Februari 2015
Totenk MT
0 wicara:
Posting Komentar