Bandara adalah tak terhitungnya tangis
perpisahan,
dan peluk kerinduan.
Aku tak tau berapa jumlahnya,
mungkin ratusan atau jutaan,
atau mungkin sebanyak berapa kali aku
menghela nafas
saat rinduku harus ditahan.
Bangku kosong, bangku terisi.
Dadaku kosong, seketika kamu pergi.
Persis seperti bangku-bangku dingin
ruang tunggu bandara,
ditinggalkan oleh orang-orang yang
menjauh dari tanah ini.
Tapi orang-orang akan silih berganti.
Sedangkan aku? Bangku kosong yang tetap
menginginkan penghuninya tadi,
kembali.
-TinS-
10 wicara:
wahwah ada teman baru nih :)
selamat datang mbak NinS, selamat bergabung, dan salam kenal dari kami :)
ditunggu karya-karya selanjutnya
Waah bagus banget poem nya...
kayaknya irfan van-rie salah sebut ini, beliau bukan mbak.... harusnya kamu panggil uni TinS... siap menikmati karya uni TinS selanjutnya dah aku.
Serius nunggu bgt hasil karya lainnya :')
Haha bukan uni. Tapi butet
KINTA APAKAH PUISIMU SEANGGUN FOTOMU ??????
Welleehhh
Kereeeen
Kereeeen
oiya, maapkan maapkan
selamat datang uni TinS, salam kenal dari kami
Posting Komentar