data-ad-format="auto"

Manusia di jajah mesin, pendidikan mencetak manusia konservatif



Eropa pada rentan waktu 90an telah terjadi gerakan sadar diri yang di motori oleh para pemuda, kususnya di jerman dan inggris. Idialisme ketika masih di bangku menegah seakan hilang ketika masuk ke dalam perguruan tinggi, keyakinan akan menjadi seorang ahli atau science di bidang disiplin ilmu seakan runtuh oleh sistim pendidikan yang tersedia di eropa, faktanya pendidikan di eropa kalah itu menjadikan manusia siap pakai di bidang industry mengakibatkan perguruan tinggi mendapat label PERUSAHAAN PENYEDIA JASA. Ini adalah cikal bakal munculnya peradapan mesin. 

Perguruan tinggi menyediakan mahasiswa sesuai dengan pemilik modal yang di butuhkan oleh industry dalam menghadapi masyarakat sehingga perguruan tinggi menciptakan mahasiswa yang berfikir konstruktif dengan menyeting kurikulum dan sistim pendidikan yang habbit menina bobokan mahasiswa yang mengakibatkan hilangnya idialisme penelitian menjadikan manusia menjadi robot (manusia siap pakai). Keadaan ini mempercepat pertumbhuhan kaum hipis di eropa dengan gelar (generasi frustasi) dalam pendidikan karena hilangnya idialisme mereka yang di sebabkan perbedaan ekspektasi ketika masuk dunia kampus.

Dewasa ini manusia robot melanda Negara dunia ketiga (berkembang) di Indonesia rentan waktu 90an terjadi ledakan penduduk besar-besaran, pada akhir 90an dan awal 2000an teknologi mulai masuk ke Indonesia tetapi teknologi ini masih belum di perlukan oleh masyrakat, sektor pendidikan di bentuk menjadi piramida, secara kuantitas persebaran sekolah dasar di negeri ini tersebar begitu banyak, menuju jenjang yang selanjutnya SMP semakin berkurang, jenjang berikutnya SMA berkurang lagi, ujungnya perguruan tinggi tersedia di kota-kota sehingga meningkatnya arus urbanisasi, 

Fakta ini membuktikan kurangnya penyerapan peserta didik di negeri ini.
Dengan masyarakat yang belum siap menerima teknologi mengakibatkan Indonesia sebagai Negara dunia ketiga mengalami ketergantungan teknologi konsumtif begitu tinggi, masyarakat lebih didorong keinginan bukan kebutuhan. Di dunia otomotif Indonesia di jajah oleh ASTRA menjadikan Indonesia pasar terbesar jepang dalam otomotif, jepang menggunakan pendekatan hitech dan hitouch yaiotu pendekatan teknologi dan budaya, Budaya Indonesia suka dengan kenyamanan. 

Angka kecelakaan meningkat 200 persen ketika motor matic di lempar ke pasaran, lagi-lagi lembaga Negara berbohong soaal ini, korban terbanyak adalah pelajar. (kenyamanan meningkatkan resiko kecelakaan). Akibat dari teknologi yang belum di butuhkan oleh masyarakat Indonesia, teknologi menjadi style gaya hidup dan pengakuan strata social. “Ada salah satu alumni saya mencoba merusak persepsi masyarakat tentang teknologi, menggunakan mobil fortuner dengan mengenakan sarung dan peci hitam dengan gaya ala santri”. 

Kembali pada topic, penjualan tertinggi ponsel dunia ada di Indonesia lalu di ikuti india di pringkat kedua. Lagi Negara dunbia ketiga menjadi pasar bagi kaum capitalism, setiap kalangan harus memiliki ponsel terbaru denagn fitur mutahir tapi tidak memanfaatkan fitur yang ada, celakanya kalangan kecil terpaksa beli ponsel dengan mencari kredit, seakan bom waktu yang siap menggrogoti tubuh rakyat miskin. (lagi kenyamanan meningkatkan kesengsaraan) akhirnya nanti di tahun 2020 hanya ada dua tipe manusia di Indonesia, pemenang atau pecundang.

Dalam konteks pendidikan manusia di buat agar siap pakai di dunia nyata melalui kompetensi, akreditasi  sesuai dengan kebutuhan pasar. Mahasiswa di berikan stimulus halusinasi tentang kepuasan semu yang hanya ada kognitif, dengan IPK dan sks mahasiswa di kendalikan oleh sistim (pemilik modal) belum lagi muncul kebijakan cross border supply menjadikan persaingan kerja cukup ketat, bersaing dengan penduduk dunia. Tenaga kerja cina sudah banyak yang masuk, mulai sektor buruh hingga sektor strategis. 

Nantinya setiap keilmuan memiliki pasar masing-masing, seperti dokter keluarga, pengacara keluarga. akan ada psikolog keluarga, bahkan tukang becak nanti punya konselor sendiri. Kasus yang banyak muncul adalah problem solving dan jawabanya juga akan sama, karena sudah di create dalam perguruan tinggi, kalau kasus ini nanti gini, harus gini, dan sebaginya, kreatifitas  mati, idiologi penelitian mati. Dan psikologi di Indonesia tidak akan mampu menyandingi kedokterran dari segalah sisi. Peran perguruan tinggi memberangus kesadaran manusia, karena bisa merusak sistim, pasar dan merugikan pemilik modal, akademik membodoi peserta didik. robot di setting tergantung pemiliknya sesuka hatinya.

Ini tidak terlepas dari campur tangan NKKBKK normalisasi kehidupan kampus yang di tanda tangani meteri pertahanan, menteri pendidikan dan menteri ekonomi. Jika mahasiswa sadar akan peran agent of change melek tentang ekonomi, politik, Negara, pendidikan dan lainya, mahasiswa bisa menggunakan media social untuk mendidik masyarakat. Tapi kritis dan kreatifitas itu memang di kebiri oleh pemerintah sendiri.

AKHIRNYA KITA MASUK DALAM PERADABAN
DIMANA MANUSIA DI JAJAH OLEH MESIN
SELAMAT DATANG DI PERADABAN MESIN

“BIARLAH AKU TERSESAT DI JALAN YANG BENAR
                                DAN
KALIAN BENAR DI JALAN YANG SESAT”

kndaru 

0 wicara:

 

ANDA PENGUNJUNG YANG KE

IKLAN

TRANSLATE