Oleh: ismail hasan ( hilang orang)
pagi datang lagi dengan segala kesan yang nampak didepan mata.
apakah setiap tragedi adalah takdir?
pertanyaan yang cukup sederhana, namun memerlukan kedalaman fikir yang begitu mendalam. dan pembahasan mengenai takdir sengat sexsis sampai hari ini dan masih menjadi polemik dan dealektis dalam pembahasannya.
untuk mengurai pertayaan ini, mungkin tak cukup 1-10 tahun, bahkan seumur hidup kita tidak dapat menjawab pertanyaan ini.
anggap saja hipotesa pertama adalah setiap yang terjadi dalam kehidupan adalah takdir. maka muncul pertanyaan selanjutnya, jika semua ini adalah takdir, maka letak manusia dalam konstelasi hidup diletakkan disebelah mana?
sebagai lelakon atau sebagai pelaku?
mungkin pertanyaan ini pula yang membawa ku kepada tragedi pembantaian manusia terbesar dalam sejarah bangsa ini G 30 S PKI, atau juga disebut GESTOK.
apakah tragedi pembantaian manusia yang begitu tragis ini, adalah takdir yang telah dibuat-Nya, atau ini hanya kebetulan, atau bahkan sudah direncanakan?
banyak versi yang mencoba mendiskripsikan tragedi G30S PKI atau GESTOK. setiap versi memiliki pembenrannya masing-masing.
apakah tragedi berikut dengan keselanjutanya adalah takdir?
ada yang bilang takdir, itu hanya kontruksi dari kelompok-kelompok tertentu dan untuk menghindari kesalahan setiap klompok atau individu tertentu.
sebab ketika semua dikaitkan dengan takdir maka hal yang salah pun akan dikembalikan kepada sang kuasa.
sama halnya dengan kehidupan kita, ketika takdir menjadi jawaban atas segala pristiwa maka proses terjadinya pristiwa adalah kehendak-Nya.
lantas kesalahan lentaknya bukan pada manusia namun pada kehendak-Nya.
ada pula sebagian orang percaya bahwa, takdir bukan terletak dalam penciptaan-Nya , namun takdir itu ditentukan oleh manusia.
jadi manusialah yang menjadi objek juga subjek dari setiap pristiwa. jadi dalam pemahaman ini Tuhan diletakkan dalam penciptaan namun proses sepenuhnya dilakukan oleh manusia.
maka bukan takdir yang menentukan manusia namun manusialah yang menentukan takdir.
biarlah setiap pristiwa dan keselanjutanya menentukan dirinya, meskipun manusia akan terus dibingungkan oleh nya.

https://orcid.org/0000-0003-2892-5411
0 wicara:
Posting Komentar