data-ad-format="auto"

Surat Cinta Sartre Buat De Beauvoir



Achluddin Ibnu Rochim
FISIP Untag Surabaya



Gadis Kecil ku.....
Demi waktu yang panjang selama ini
aku mau menulis untukmu
di kala malam setelah kita berpergian layaknya sahabat,
kan ku urai "kekalahan", saat kita memiliki dunia ini.
Aku mau membawakanmu penakluk dunia kegembiraanku
dan membaringkannya di atas kakimu,
laksana zaman Kerajaan Matahari.
Lalu, berteriak sekencang-kencangnya,
aku selalu mau pergi ke tempat rebah.
Hari tadi aku merasakan kenikmatan yang kamu belum pernah mengecapnya,
sebab mendadak persahabatan ini menjadi cinta,
sebab kekuatan menjadi kelembutan hati.
Malam ini aku mencintaimu
meski kau tak tahu aku dimana:
Aku telah dilelahkan oleh perjalanan
dalam menuntaskan kenikmatan tanpa hadirnya dirimu.
Aku memilih cinta ini buatmu
dan meneruskannya kedalam batin
sebagai bagian diriku.
Momen ini sungguh tak biasa
saat aku merasai keberadaanmu,
Terkadang ketika aku menulis buat dirimu.
Cobalah mengerti aku:
Aku mencintaimu manakala kau mencurahkan perhatianmu saat berwacana.
Di kota Toulouse aku mencintaimu tanpa menanggung beban.
Malam di musim semi ini aku mencintaimu.
Aku mencintaimu dengan jendela yang nganga.
Kaulah milikku, juga pikiran ini milikku,
dan aku mencinta pikiran yang telah mengubah antero ini
juga antero pikiranku yang malih rupa menjadi cinta.
Gadis kecilku,
sebagaimana aku sudah katakan padamu,
bahwa kekuranganmu adalah persahabatan itu sendiri.
Namun sekaranglah saat untuk memberimu wejang.
Tak bisakah kau temukan seorang kencan perempuan?
Bagaimana kota Toulouse bisa lupa
hadirkan seorang cendekia perempuan muda berjasa sepertimu?
Namun janganlah ini sampai mencintainya.
Ah, kau selalu saja bersedia berikan cintamu,
Sesuatu yang terpikir mudah untuk mendapatkannya darimu.
Aku tak sedang bicarakan cintamu untukku,
terlepas dari itu semua,
tetapi kau teramat banyak puja-puji dengan sedikit cinta di dalamnya,
selayaknya malam di kota Thiviers
saat kau mencinta petani
yang menapaki bukit menurun
di antara kegelapan memberanikan diri,
yang ternyata itu adalah aku.
Selamilah perasaanku ini,
dengan keliaran hati yang lembut,
yang datang dari satu eksistensi membelah jadi dua.
Sulit kali ini persahabatan,
meski di antara dua lelaki berdarah,
yang memiliki waktu untuk cinta.
Aku hanya punya teman pelipur lara untuk mencintainya;
terasa rapuh dengan fakta ambigu.
Tetapi kau sanggup lampaui semua itu
dan kau menjalani semuanya.
Dan yang terjadi, kendati dirimu
cepat berlalu membenci seseorang,
telah kau imajikan petualangan mencinta
pada kota Toulouse yang kan mencari untuk perempuan
yang kan berjasa untukmu tapi kau tak hendak jatuh cinta karenanya.
Jangan mengagumi pada ragawi juga realitas ini.
Temukanlah kejujuran.
Dan saat kau tak mendapatinya,
berpalinglah,
dari cintamu yang melebihi, pertemanan.
Aku telah mencintaimu dengan segenap jantung juga jiwa.

0 wicara:

 

ANDA PENGUNJUNG YANG KE

IKLAN

TRANSLATE