data-ad-format="auto"

TANYA DIRI

By: Rian wihantama
FISIP UNTAG Surabaya




Tanya diri,


Dia berbicara melalui mulut anak kecil yang sedang bersenda gurau dengan teman sebayanya di bangku taman. 


Dia berbicara melalui khotib yang di atas mimbar menyinggung masalah keterkaitan antara sholat dan kebahagiaan. 

Dia berbicara melalui bisikan lirih suara hati kecil yang sekarat karena terlalu lama terabaikan. 

Dia berbicara melalui orang tua, guru, sahabat, dan bahkan orang lain yang hanya sekedar mampir minum di warung-warung kopi jalanan. 

Dia berbicara melalui rintik hujan dan hembusan angin serta suara petir yang menggelegar. 

Dia berbicara melalui langit, indahnya awan, bintang, dan gelap malam. 

Dia berbicara melalui kesunyian dalam kamar tidur yang menjelaskan apa-apa yang tak pernah terucap. 

Dia berbicara pada tiap detik hidupmu berjalan, tiap tarikan nafas, tiap pergerakan mata, tiap frekuensi yang ditangkap telinga, tiap panas atau dingin atau sakit yang dirasakan oleh kulit, dan pada tiap rasa yang kadang meleburkanmu dalam duka dan lara.


Pernahkah terfikirkan sejenak untuk berhenti bertanya atau menghujat dan mulai mendengar?

Bahwa setiap jawaban yang selalu berpasangan dengan tanya setiap detik hadir namun selalu terabaikan karena pikiran terlalu sibuk bertanya dan meminta semua keinginan semu yang bahkan tidak nyata.

Mulai mendengar, berhenti mengeluh.



0 wicara:

 

ANDA PENGUNJUNG YANG KE

IKLAN

TRANSLATE