Oleh:ismail
Chik, aku telah kalah. Tak berdaya. Dan tersungkur dijalan ini.
Chak, bukan kah kalah itu tidak ada? Katamu! Ada apa dengan mu chak?
Benar chik, memang kalah itu tidak ada, namun itu hanya ada dalam imaji ku, dan lebih tepat nya itu hanya utopia belaka.
Chik, bukannya aku menyerah, kesadaran kekalahan ini lah yang mengambalikan ku untuk berbijak diatas tanah, sebab selama ini aku telah lalai, aku tidak berjalan diatas tanah, melainkan berjalan diatas imaji ku. Jadi kekalahan ini bukan titik dimana aku berhenti, melainkan titik dimana aku memulai berjalan diatas tanah.
Chak, bukan kah yang diimaji mu adalah satu cita yang mulia? Kenapa engkau tak melanjutkan perjalanan bersama imaji mu??
Chik, bukan kah udah saya katakan tadi, aku telah kalah, tatkala aku berjalan dengan imaji ku!, memang imaji itu adalah suatu cita ideal, bagi yang mengetahui maksud dan tujuan imaji itu, problemnya imaji itu tak ada dalam tradisi masyarakat kita. saya terlena oleh dalam imaji kosong itu, akupun terbuai dan namapak buta, sehingga aku tak sadar bahwa aku hidup ditengah-tengah sistem yang telah membudaya dimasyarakat. Akhirnya perjuangan ku dalam mewujudkan imaji itu sirna dalam kesiasiaan.
Chak, lantas apa yang akan engku lakukan setelah ini? Dan bagaimana dengan imajimu?
Chik, akupun tak tau, aku harus berbuat apalagi?! Namun aku harus tetap melanjitkan perjalanan ini dengan menginjak ketanah. Aku pun tak tau chik, apakah imaji ku akan terwujud suatau saat nanti?! Namun Imaji itu akan selalu terpatri dalam cita ku, meskipun hari ini, imaji itu nampak utopis, aku percaya esok atau lusa utopia itu akan terwujud. Jadi imaji itu akan beredar mengelili semesta ini.
Chak, seberapa yakin engkau atas terwukudnya imaji mu itu?
Aku pun tak tau chik, berapa besarnya keyakinan itu, namun aku percaya bahwa imaji yang dikatakan utopis dan cenderung ortodoks itu akan menjadi formula untuk mewujudkan suatu tatanan baru, dan revolusi kebudayaan nasional bahkan dunia. Jika engkau lihat tatanan dunia baru ini, kita udah sampai pada pintu globalisasi ke 3, dimana kita sudah memasuki titik batas yang akan meevolusi bahka merevolusi tatanan masyralat dunia. Dimana suatu momen inilah yang akan memberikan kejyaan yang mentereng bagi republik ini dan kapitalis. Disinilah liang kubur kapitalis tercipta dengan sendirinya.
Maksudnya gimana chak??
Dititik inilah para kapitalis akan terbebas kan oleh suatu sistem birorasi yang ribet. Dimana kini para investor sudah mulai masuk secara bebas didalam negeri. Dari munculnya pasar bebas ini, maka akan terciptanya persaingan yang sangat pelik antar investror, maka akan tercipta hukum alam "yang kuat dan efisien akan menang". Tatkala investor besar telah mensentralkan dalam satu perusahaan, "kaapitalis yang kuat"
Dari sinilah dapat kita lihat, bahwa semakin sedikit kaum minoritas yang menguasai kekayaan dunia, dan sebabnya akan timbul satu perlawanan dari kaum mayoritas yang hanya menikmati kekayaan dunia, yang hanya cukup untuk hidup saja.
dititik inilah lubang kubur dari kapitalis terbuka lebar.
Chak, bukannya para kapitalis itu orang yang cerdas, dan bukanya mereka telah mempersiapkan diri, untuk menghindari lubang kuburnya?
saya setuju dengan apa yang engkau katakan chik, namun aku percaya bahwa ini masih akan terjadi, sebab ideologi dari kapitalis hanya keuntungan "uang". Maka dengan dasar kerakusan itulah mereka akan terperosok dalam lubang kuburnya.
Namun jika itu para kau kapital mampu mengontrol tikat kerakusaanya, kemungkinannya akan terjadinya pemerataan bagi semuanya. Meskipun perataan itu terlihat semu.
Ooo bigitu ya chak, akupun baru tahu, kalau kekalahaan itu bukan akhir namun awal dari segalanya. Yaudah kalau begiti chak, kita lanjutkan perbincangan kita lain kali lagi.
2 wicara:
Ok chak lanjutkan lagi cerita ini juga... bagus bagus, aku suka tulisannya, tapi kenapa judulnya harus slalu chik dan chak ya? :)
Ahahaha oke...
ais... :)
Posting Komentar