Deru
hujan tak berhenti malam ini , rintik hujan terdengar sampai ke dalam kamar ku
memang kecil hujannya tapi membekas di pikiran ku di iringi lagu dona – dona
dan sebuah film koala albino yang aneh terkadang terlintas di pikiran ku sebuah
kata kapan aku lepas dari semua ini bukan artinya saya meminta untuk mati atau
bukan yang lain , aku ingin melepas yang membuat aku terbebani , kata – kata
yang paling aku sukar mendengarnya yaitu di mana ketuanya mana pengurus harian
ku . dalam hati kenapa aku di cari kenapa aku di eluh – eluhkan lebih aku mulai
pesimis dengan kehidupan ku bulan – bulan ini , aku malas mendengar cemoh dari
kampus atau rumah ku aku suadah cukup dengan tekanan yang bukan main ini . di
rumah ku aku tanya bagaimana
Si
A bilang : aku terserah kamu mas
Si
B bilang : kamu kan pemimpin ku
Si
C bahkan sampai z bilang : aku nunggu komando mas
Ya
begitulah kehidupan ku selama ini aku sudah cukup dengan pembohongan, ketidak
adilan, di permainkan aku sudah muak banget dengan keadaan seperti ini , saya
teringat bahwa puisi yang di bawakan temen saya dari kampus yang di tulis oleh
widji tukul aktivis era 90 an kalu tidak salah puisi itu berbunyi . “ aku harus
bagaimana . aku harus bagaimana ? ” itulah keresan yang saya rasakan sekarang yang
tiap hari di eluh – eluh lebih untuk rumah kecilku ini 4 bulan sudah ku
bersamanya tapi aku masih bisa menerimanya dalam hati kecilku berkata aku mau
berhenti saja dalam kejamnya rumah kecilku ini aku tak tau bagaimana aku pergi
nanti , aku pernah berfikir rumah kecilku akan lebur di makan zaman atau hilang
di telan gelombang , teman kampungku pernah mengkasihkan sebuah pertanyaan
kecil sekarang lagi genting kamu mau berbenah atau mundur dari kenyataanku ini
, dalam hati berkata aku belum siap dengan resikonya yang berasal dari lingkup
rumah kecilku ini , di bertanya pada saya kamu harus memilih salah satu yang
kamu utamakan aku jawab kasih aku pertimbangan di jawab aku ngak bisa untuk
bantu untuk selama ini kamu harus bijak untuk memilih sudah waktunya kamu harus
bicara serius dengan ini apapun resikonya kamulah yang akan menerima jadi pilihlah
satu yang terbaik dari yang terbaik , aku ucapkan sama di terima kasih ,di sisi
lain di pena emasku aku punya sepotong impian kecil yang harus ku capai sebelum
aku lulus kuliah kelak yang tiap jam tiap menit tiap detik yang aku pikirkan
jikalau aku tidak memilih pena emasku aku akan kehilangan sesuatu yang berharga
di dalam kuliahku selam ini aku tidak mau bohong kepada diriku ini ngomong
tentang link aku menyebutnya aku tidak rela jikalau aku kehilangan link ku yang
kubuat satu setengah tahun ini aku tidak mengikhlaskannya jika hilang atau
luntur dalam sekejap mata bukanya aku tidak mau untuk kehilangan link ini
akunya aku tidak mau perjuanganku hilang dalam beberapa hari saja bahakan
beberapa bulan saja apa yang aku perjuangankan selama ini hilang sia – sia aku
tidak menghendaki hal yang semacam itu memang rumah kecilku tidak memberikan
apa yang di kasih oleh pena emasku tapi aku sadar betul dengan resiko yang akan
ku buat nanti jikalau semua aku pilih dengan salah satu dari rumah ku tau
penaku ini tapi bukan masalah sepeleh antara memilih seperti di pemilu yang di
adaan pemerintah ini masalah tentang social dan juga kehidupanku kelak pada
waktu aku tidur dan makan, sepertinya ini akan memuncak ketika seseorang akan
memicunya dan mencapai konflik yang sesungguhnya akan benar – benar terjadi
saya mengibaratkan ini seperti bom aktif yang kapan – kapan bisa meledak
sewaktu - waktu ,inilah sepetik keresahanku hatiku untuk bulan – bulan ini aku harus milih yang rumah
kecilku atau pena emas ku.
AKU
HARUS BAGAIMANA , AKU HARUS BAGAIMANA ?
By.elka
0 wicara:
Posting Komentar