Oleh: Irvan Van Rie
Aku harus menggoreskan pena tumpulku, menuliskan sesuatu. Tinta kering dan gersang berlalu di jemari
-
Ah, sialnya aku!
Buku tebal nan lusuh telah menyampaikan warisnya dan hilang. Dan sekarang dengan beban aksara yang berserakan, aku mendengar dan melihat.
Berita - berita membisik menunggu kabar.
Dan di tepi halaman yang robek, kertas - kertas menguning dan tulisan yang kabur.
Betapa kau hanya mendengar kebisingan.
kemanakah gairah yang pernah merasuki dada?
atau hanya gemuruh di tengah lautan?
Aku harus menggoreskan pena tumpulku, menuliskan sesuatu. Tinta kering dan gersang berlalu di jemari
-
Ah, sialnya aku!
Buku tebal nan lusuh telah menyampaikan warisnya dan hilang. Dan sekarang dengan beban aksara yang berserakan, aku mendengar dan melihat.
Berita - berita membisik menunggu kabar.
Dan di tepi halaman yang robek, kertas - kertas menguning dan tulisan yang kabur.
Betapa kau hanya mendengar kebisingan.
kemanakah gairah yang pernah merasuki dada?
atau hanya gemuruh di tengah lautan?
2 wicara:
Kalau tintanya uda abis, diriku sedia kok darah segar pengganti tinta itu :,)
Wahhh terima kasih...
ajeng terlalu berharga untuk membasuh pena-pena tumpul apalagi menggantikan tinta yang sudah kering
Posting Komentar