data-ad-format="auto"

KEPADA AIR MATA



Kepada setiap tetes air mata,
yang ditangiskan dari bawah bantal,
Tanyalah padanya,
niscaya butir-butirnya akan bercerita,
tentang kesumat rindu,
yang dilinangkan dengan duka.

Kepada setiap tetes air mata,
yang ditangiskan dari bilik-bilik tersembunyi,
Tanyalah padanya,
niscaya butir-butirnya akan bercerita,
tentang bara dendam,
yang dititipkan 
pedihnya pada udara.

Kepada setiap tetes air mata,
yang ditangiskan dari ruang-ruang sepi,
Tanyalah padanya,
niscaya butir-butirnya akan bercerita,
tentang risalah jerit jantung,

yang tak tersampaikan, luka.

Kepada setiap tetes air mata
yang ditangiskan dari kamar-kamar hening,
Tanyalah padanya,
niscaya butir-butirnya akan bercerita,
tentang isak 
dari balik desau angin
yang terlindung, murung.

Kepada setiap tetes air mata
yang beningnya menuturkan kisah-kisah cinta tersamar,
dalam hitungan musim, entah yang ke berapa,
disakiti waktu yang kejam
direntangi jarak yang menyiksa

Ini tangan ulurku:
"Jangan menangis lagi, duhai misteri."



(Fiksi)

0 wicara:

 

ANDA PENGUNJUNG YANG KE

IKLAN

TRANSLATE