data-ad-format="auto"

Dialog fajar murid dan guru "Dosa Dosen"




saya bingung dengan kampusku, atau fakultasku. Beasiswa LPDB tidak di rekomendasikan padahal pengujinya 3 dosen fak psikologi, kegiatan academi diskusi di kebiri. Neasiswa dikti tidak jelas, ada yang mendapatkanya, tapi tidak ada pelatihan soft skill padahal ada anggaran dari dikti per mahasiswa 1,2 juta. Ketika ada mahasiswa yang dikatakan nakal atau bodoh. Kenapa dosen2ku tidak melakukan konseling terhadap mahasiswa tersebut. Malah mengjudge. Tidak ada pembimbingan. Aku tidak tahu apakah ini yang di maksut proses pendewasaan dan pengajaran yang memang harus di jalankan oleh seorang dosen . Atau ilmu yang dosen itu pelajari tidak bisa menerapkan sama sekali dalam kehidupan. Ekpetasiku dulu terlalu tinggi ketika masuk fakultas ini. Akan ada pengajaran yang berbeda, memanusiakan manusia. Bukan mengaduh manusia satu dengan manusia lain.

Ketika ada mahasiswa bodoh yang mendadak  pintar saat sidang skripsi karena bimbingan salah satu dosen baru. Pun dosen tersebut di salahkan karena mencerdaskan  mahasiswanya.  Sebenrnya tempat yg aku pijak sekarang ini apa fungsinya. Memcerdaskan atau apa?

Beasiswa untuk jenjang S2 tidak di anjurkan bahkan tidak ada informasi dari fakultas untuk beasiswa ke kampus lain. karena lebih baik meneruskan S2 di kampus ini, memangnya aku sapi perah

Ini kenyataan yang aku lihat. Entah ini obyektif atau subyektif. Entahlah

"Banyak yg mengeluhkan soal ini, namun soal kualitas dosen di PTN maupun PTS 90% masih di bawah standart, baik kompetensi pedagogis, kepribadian dan sosialnya. Celakanya lagi, sebagian dosen justru berpolitik, tidak jujur, dan cenderung patologis
Aku telah menerima realitas ini dan memakluminya"
jawab dari seorang guru.

Mnusia yang mempelajari ilmu tentang manusia. Bersikap sebaliknya. Seperti tidak pantas untuk d sebut guru, di gugu lan di tiru. sikapnya tidak mencerminkan apa yg dia pelajari. 

Jika tidak seperti itu maka kau tak akan bertemu pak Didin dan aku.
Banyak mahasiswa yg kecewa dg pengajar di PT, bahkan ada yg out dari kuliah dan memilih kerja. Namun realitanya pasar kerja meminta ijazah sebagai syarat hingga masa sekarang.
Dan akupun pada akhirnya banyak belajar dan berguru pada mahluk yg katanya tdk berakal, seperti dr. Dyah yg berguru pada binatang.
"Saut guru lagi"

Teruss hantam dunia kuliah, meski realitanya miris. "Sautku"

"Guru"
Gerakan semacam itu banyak, dan sia-sia. Dikti pun sudah berusaha meng up grade dosen dg berbagai reward agar dosen meningkatkan kualitasnya. Tapi terlalu banyak dosen penipu, yg menyerahkan laporan palsu. 

Lalu aku mengambil kesimpulan 
Hehheheh. Gurunya aja tukang boong. Jangan salah kalau muridnya jg tukang boong.

yang langsung di jawab oleh guru
Itu yg membedajan orang berpengetahuan dan tidak berpengetahuan, Orang berpengetahuan mengendalikan indra, pikiran, dan perasaannya agar berkata benar, dan Orang tidak berpengetahuan menuruti hasrat keinginan dan mendorongnya berdusta agar keinginannya tercapai.



Kndaru


0 wicara:

 

ANDA PENGUNJUNG YANG KE

IKLAN

TRANSLATE