Penghukuman adalah konsekuensi langsung yang diberikan kepada perilaku operan yang menyebabkan menurunya frekuensi tersebut. Nam lain dari penghukuman disebut stimuli aversi atau (aversives), sekali saja suatu kejadian di tetapkan sebagai penghukum bagi perilaku tertentu, maka kejadian tersebut dapat digunakan untuk menurunkan perilaku operan individu di situasi lain.
Prinsip hukuman : jika di suatu kondisi tertentu, seseorang melakukan suatu perilaku tertentu yang dibarengi oleh sebuah penghukuman, maka perilaku tersebut dapat berkurang. Ketika individu melakukan hal yang sama saat di kemudian hari maka akan menjumpai situasi yang serupa.
Makna teknis hukuman bagi pemodifikasi perilaku terjadi pada 3 tahap (1) hukuman langsung diberikan ketika perilaku menyimpang muncul, (2) hukuman bukanlah sebuah bentuk sanksi moral, pembalasan atau ganti rugi, (3) hukuman tidak untuk menahan seseorang dari perilaku yang tidak diinginkan.
Pertimbangkan penggunaaan kata hukuman di dalam budaya kita, mengirim seseorang ke penjarah karena sudah melakukan tindak kejahatan, namun di penjarah bukan konsekuensi langsung dari perilaku jahat. Selain itu banyak orang meyalini bahwa penjarah lebih tepat di sebut sistim ganti rugi, karena individu tersebut (moral) layak di kucilkan, bukan sistim hukuman yang sesungguhnya. Mengirim individu ke penjarah merupakn sebuah tindakan pencegahan agar tidak ada korban kejahatan terhadap perilakunya.
Bagi pemodifikasi perilaku kata “hukuman” tidak mengandung satupun dari ketiga makna umum di atas. Istilah ini sekedar teknis yang merujuk pada pengaplikasian konsekuensi langsung mengikuti perilaku individu di suatu kondisi tertentu yang efeknya menurunkan kemungkinan perilaku tersebut di masa depan.
Konsekuensi legal sering kali tidak berfungsi sebagai hukuman di pengertian teknis behavioral, contohnya surat tilang yang diberikan oleh polisi kepada pelanggar.
Hukuman mempengaruhi pembelajaran kita seumur hidup. Konsekuensi langsung ketika kiota menyentuh panci panas mengajarkan kita untuk tidak menyentuhnya lagi.
Jenis-jenis hukuman
Hukuman fisik
Hukuman yang memunculkan rasa sakit (physical punisher) yang mengaktifkan reseptor rasa sakit (noiceptor) yang ada pada ujung saraf berugas mendeteksi perubahan tekanan, suhu, dan regangan yang cukup kuat sehingga menyebabkan kerusakan jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Stimuli yang demikian di sebut penghukuman tak terkondisikan.
Teguran (reprimand) stimulasi verbal negatif kuat berhubungan langsung kepada perilaku. Contoh ketika orang tua mengatakan “jangan! Perbuatan itu tidak baik” langsung di lontarkan setelah sang anak melakukan perilaku yang tidak di inginkan. Teguran terkadang di barengi tatapan tajam dan genggaman tangan.
Penjedaan (time out)
Individu kehilangan kesempatan untuk mendapatkan penguat. Ada 2 jenis
Penjedaan pengucilan (exclusionary time out) pengeluaran individu secara singkat dari situasi yang menguatkan langsung setelah perilaku yang tidak di inginkan muncul ( di keluarkan dari kelas ) waktu yang efektif 4-5 menit.
Penjedaan tanpa pengucilan (non exclusionary time out) pengenalan sebuah situasi, segera mengikuti sebuah perilaku, di mana stimulasi disertai dengan penguatan yang di kurangi (ketika di dalam kelas, siswa kehilangan hak berbicara)
Ongkos respon (response cost)
Penghilangan sejumlah penguat segera setelah sebuah perilaku muncul. Hukuman ini biyasanya digunakan dalam metode modifikasi perilaku dimana individu mempelajari penanda sebagai penguat. ( Adanya pilihan hukuman tergantung tingkat kesalahan )
To be continued
Kndaru
0 wicara:
Posting Komentar