data-ad-format="auto"

TUHAN , AGAMAMU APA SIH ?





Oleh: Daniel (Mahasiswa Fakultas Hukum UNTAG Surabaya 


Banyak umat beragama yang mengklaim bahwa Tuhan adalah milik agama mereka. Banyak teks-teks keagamaan yang mengklaim bahwa agamanyalah yang paling valid dan otentik tentang konsep ketuhanan. Banyak para klerik dan tokoh agama yang mengklaim bahwa Tuhan hanya pro pada pengikut agamanya.
Setiap agama boleh-boleh saja mengklaim sebagai "pemilik Tuhan" yang sah dan menganggap (kosep) Tuhan agama yang lain keliru. Setiap pemeluk agama juga sah-sah saja meyakini setengah mati konsep ketuhanan mereka. Tetapi masalahnya apa sih sebetulnya agama Tuhan itu? Lebih lanjut, apakah Tuhan itu beragama?
Bukankah, Tuhan itu, kalau ada, mestinya tidak beragama. Bahkan, seperti pernah saya sampaikan, Tuhan itu mestinya "sosok" pengikut ajaran "ateisme" karena "tidak ada Tuhan yang mempunyai Tuhan" bukan? Maka, jika Tuhan itu "ateis" dan "tak beragama", mengapa umat beragama ribut saling-klaim dan berebut tentang Tuhan?
Bukankah seharusnya atau idealnya Tuhan itu--sebagai pemilik alam semesta dan penguasa jagat raya ini--menjadi Tuhan bagi semua mahluk hidup di dunia ini, termasuk umat manusia, tanpa memandang latar belakang agama dan suku-bangsa mereka?
Selanjutnya, jika Tuhan itu menjadi "Tuhan bersama" umat manusia, maka bukankah masalah surga dan neraka (lagi, kalau ada) itu juga menjadi "milik bersama" yang tidak ada hubungannya dengan identitas agama tertentu? Semua pengikut agama berhak merasakan surga atau neraka, semua tergantung pada "kualitas keagamaan dan kemanusiaan" mereka.
Dengan kata lain, bukan Islam atau Kristen atau Yahudi dan lainnya yang akan menentukan surga-neraka seseorang kelak di alam paska kematian melainkan "kualitas keislaman", "kualitas kekristenan, "kualitas keyahudian" dan seterusnya. Bahkan, jika Tuhan itu Maha Adil, orang yang tidak beragama pun mestinya juga berhak merasakan surga-Nya karena banyak orang bertuhan meskipun tidak beragama.
Apakah orang-orang agung dan mulia seperti Bunda Teresa, Mahatma Gandhi, Marthin Luthe

0 wicara:

 

ANDA PENGUNJUNG YANG KE

IKLAN

TRANSLATE