Oleh SUKMA ARI RAGIL PUTERI
FISIP UNTAG Surabaya
Occidentalism merupakan konsep antitesa dari Orientalism. Konsep Occidentalism yang digunakan oleh Profesor Ian Buruma dan Avishai Margalit sebagai judul buku mereka, Occidentalism: The West in the Eye of Its Enemies ini bisa dikatakan sebagai pemberontakan terhadap kebudayaan barat atau Westernisasi. Pemberontakan yang dimaksud bukan hanya pemberontakan terhadap rasionalisme (peradaban mesin barat yang berdarah dingin) dan sekularisme, tetapi juga terhadap individualisme.
Pelopor konsep Occidentalism pada awalnya adalah bangsa Jepang, dimana setelah terjadinya pengeboman Pearl Harbour, mereka mengadakan pertemuan di Kyoto untuk merundingkan bagaimana mengalahkan Westernisasi yang semakin merajalela. Pada waktu itu, pengaruh barat yang dianggap bersifat dangkal, tidak kreatif, dan merusak, mulai memasuki kebudayaan Jepang yang sangat spiritual dan mendalam. Penggambaran dari merajalelanya Westernisasi di Jepang pada waktu itu dapat dilihat dalam film The Last Samurai. Film yang dibintangi oleh Tom Cruise ini menceritakan bagaimana Westernisasi telah merasuk hingga ke pemerintahan Jepang sendiri yang tergila-gila dengan segala sesuatu yang bersifat barat dan modern seperti pakaian-pakaian barat, senjata api, mobil, dan lain sebagainya. Sedangkan kebudayaan Jepang yang sangat spiritual dan mendalam yang masih tersisa dan mencoba untuk memberontak diwakili oleh kelompok samurai yang masih “tradisional” yang mengedepankan budaya asli Jepang yang penuh arti.
Pada perkembangannya, konsep Occidentalism ini kemudian diidentikkan dengan bagaimana orang-orang Timur memandang kebudayaan Barat. Orang-orang Timur di sini khususnya adalah Islamis, orang yang beragama Islam. Mereka menganggap budaya barat sebagai “penyembah” berhala. Maksudnya adalah kebudayaan Barat yang menuhankan uang, seks, dan nafsu dianggap sebagai dosa besar dan harus dihancurkan. Mengapa? Karena budaya Barat merasuk ke seluruh penjuru dunia lewat Wall Street dan Hollywood-nya, sehingga dianggap akan mengancam kemurnian ajaran-ajaran Islam.
Itulah mengapa kelompok-kelompok Islam radikal tidak hanya menghancurkan budaya Barat di sumbernya, seperti penghancuran WTC 9 September 2011, tetapi juga menghancurkan perpanjangan dari budaya Barat tersebut di negara-negara lain seperti pengeboman pub di Bali dan hotel J. W. Marriot. Mereka ingin menghapuskan Westernisasi yang dianggap barbar, karena hanya menuruti nafsu saja dan bersifat dangkal.
Namun sekali lagi, baik konsep Orientalism maupun konsep Occidentalism tidak dapat digeneralisasikan. Artinya tidak semua bangsa Barat berpikiran Orientalism dan semua bangsa Timur berpikiran Occidentalism. Dunia ini banyak daerah abu-abu, tidak bisa dikategorikan menjadi dua bagian saja yaitu hitam dan putih. Tidak semua orang Barat memandang orang Timur rendah dan tidak semua orang Timur memandang budaya Barat dangkal dan harus dihancurkan.

https://orcid.org/0000-0003-2892-5411
0 wicara:
Posting Komentar