data-ad-format="auto"

JIKA WEBERIAN KOS DI KAMAR KIRI

Oleh Achluddin Ibnu Rochim
FISIP Untag Surabaya





Max Weber, barangkali, tidak pernah mengira, bahwa kejatuhan faham kiri se dunia, adalah gara-gara pengaruh dari ajarannya. Disebabkan gagasannya mengenai studi-studi tentang pembirokrasian masyarakat. Akibat dari “Weberian civil service”: Pendekatan klasik, bahwa negara diatur oleh terdiri pegawai pemerintah yang hirarkhis berbentuk organisasi rasional dan efisien. Melepas dominasi karismatik dan tradisional lantas menggantinya dengan dominasi legal, impersonal, dengan pembagian kerja layaknya sebuah mesin dikontrol terpusat. Segalanya harus sesuai prosedur peraturan agar pekerjaan berjalan dengan teratur dan formal.
Mengapa Weber dituduh?
Siapa sebenarnya yang berkhianat pada gerakan kiri? Pengingkaran pada Revolusi Oktober yang berakibat pada karakter negatif Uni Soviet, dari negara buruh yang demokratis berubah menjadi monster mengerikan? Menjawab itu semua, berbagai teori lalu coba dikemukakan. Sebagian ahli sejarah menuding ini sebagai akibat dari adanya ketimpangan-ketimpangan pribadi pelaku revolusi itu sendiri. Lenin sebagai pribadi yang otoriter berimbas pada pemerintahan yang dibangun ikut menjadi otoriter, sementara Stalin malah melanggengkan ini sebagai kelanjutan dari Lenin. Namun, teori model begini, rasanya seperti halnya analisa serampangan, yang mencoba mendangkalkan dan menafikkan gerak sejarah. Berteori dengan cara yang tidak ditinjau dari analisa kelas ataupun sosial. Celakanya, para pemimpin Partai Komunis seluruh dunia sendiri, pun tak sanggup memberikan penjelasan yang memadahi, mengapa kekuatan komunis rontok sebelum ajaran ‘tanpa kelas’ nya itu berhasil diuji empiriskan. Maka, lalu wajar, jika segera usai Uni Soviet bangkrut di tahun 1991, seluruh Partai Komunis terjangkiti krisis internal. Dan hampir keseluruhannya terancam bubar di tengah jalan.

Ikon kebangkrutan komunisme ditandai dengan jebolnya tembok Berlin di Jerman. Hingga sekarang, kejatuhan tembok Berlin itu masih menyisakan pertanyaan besar yang tak kunjung terjawab. Sebagian menyesali gerakan GlasnostPerestroikadan Uskoreniye nya Mickail Gorbachev. Namun ini pun dibantah oleh yang lain, sebab Glasnost, Perestroikadan Uskoreniye hanyalah merupakan akibat dari rangkaian penyebab yang ada terlebih dahulu. Kaum kiri saling berbantah satu dengan yang lain, bahkan kaum kiri baru juga tak dapat berikan penjelasan yang memuaskan. Hanya ada hipothesis di sana, raba-raba, dugaan-dugaan saja. Bagaimana bisa komunisme terjerat oleh krisis internal sehingga tahun 1989 tembok Berlin lambang keperkasaan kiri itu ambruk. Peristiwa yang kemudian diikuti demoralisasi besar-besaran pada gerakan kiri sedunia.

Keluhan Leon Trotsky, barangkali bisa ditengok kembali. Pemimpin Revolusi Oktober dan Tentara Merah ini adalah tokoh Marxis pertama yang menyediakan analisa kelas dan sosial mengenai faktor penyebab yang membuat kebangkrutan Uni Soviet di masa depan.

Menurutnya, bahwa dengan adanya kemiskinan yang akhirnya menjadi meluas maka semua sampah yang lama akan bangkit kembali. Inilah sebab musabab kebangkrutan Uni Soviet, sekaligus basis dari kebangkitan birokrasi Uni Soviet, "birokrasi merah" seperti yang pernah Lenin peringatkan. Lenin dan Trotsky, dan semua pemimpin utama Bolshevik pada saat itu melihat bahwa Revolusi Oktober akan menjadi pemicu yang mengilhami revolusi-revolusi proletar di Jerman, Inggris, Prancis, dan antero belahan dunia lainnya. Rusia terlalu terbelakang dan miskin untuk bisa membangun sosialisme. Tanpa bantuan kaum proletar dari negara-negara maju maka bahaya ‘Contra-Revolusi’ yang berbalik dan ‘Birokrasi Merah’ akan menjadi kenyataan. Lenin sudah jauh hari peringatkan ini dengan perasaan khawatir. Sayangnya, revolusi-revolusi di Eropa Barat gagal semua.

Di luar China, praktis Soviet akhirnya sendirian. Keterisolasian Uni Soviet dari revolusi kawasan-kawasan lain yang gagal ini, menguatkan klik-klik konservatif dan birokrasi di dalam negeri Uni Soviet sendiri. Sejumlah kegagalan revolusi di Eropa Barat telah mendemoralisasi massa buruh di Uni Soviet. Mereka kehilangan gairah. Semangat mengendor di sana-sini, lalu di ujungnya: setelah rakyat buruh pasif akibat kelelahan revolusi dan energi terkuras perang saudara yang berkepanjangan, maka kekuatan gajah lamban berupa birokrasi-birokrasi akhirnya bertindak, mereka merasuk ke jantung Partai Bolshevik dan seluruh tubuh pemerintahan Uni Soviet.

Lazimnya birokrasi di manapun, mereka ini tidak suka dengan kegaduhan apalagi badai revolusi. Mereka ingin kemapanan yang ajeg dan berkepastian, hidup tenang damai tanpa diganggu oleh praktik-praktik heroik ataupun ide-ide besar perubahan.

Karenanya, usaha kaum birokrasi untuk mengeleminir tradisi Revolusi Oktober pun dijalankan. Segera setelah berhasil mengkonsolidasikan kekuatan dan posisinya, kaum birokrasi prioritaskan gerakan bersih-bersih. Operasi pembersihan Uni Soviet dari para pemimpin Bolshevik lama.

Stalin, sebagai pemimpin pengganti Lenin, betul-betul berada dalam kepungan kaum birokrasi ini. Mereka mampu menghancurkan kekuatan tokoh-tokoh Bolshevik -para pahlawan di tahun 1917 yang sukses mendongkel Tsar Nicolas II, melalui pengaruhnya dengan meminjam pada tangan besi nya Stalin. 

Hampir semua anggota Komite Pusat Partai Bolshevik yang memimpin Revolusi Oktober mati karena (dibuat seperti) bunuh diri, dihilangkan, atau dieksekusi.

Pemimpin yang selamat tak luput dari operasi ‘agitasi birokrasi’ ini, dengan cara memisahkan mereka dari partai komunis dan mengirimnya ke kamp konsentrasi. Dalih yang ditudingkan adalah para pemimpin tersebut sebagai oporkaki (oportunis kanan dan kiri), mereka juga dituduh sebagai pengikut Trotskis.

Fitnah dan pembunuhan karakter dilancarkan terhadap mereka, pada nama baik dan gagasan-gagasan Leon Trotsky. Kesemua tokoh Bolshevik distigma sebagai agen imperialis, agen fasis, dan agen borjuasi.

Akhir dari prahara sterilisasi kiri itu adalah kemenangan ada pada pihak pembersih. Sentimen dan spirit status quo akhirnya bicara: "Buat apa mengobarkan revolusi proletar sedunia, mari kita bangun sosialisme di Rusia" Dan rakyat buruh yang sudah letih itu pun mengiyakan tanpa semangat lagi. Bukankah di era Nikita Khrushchev kebijakan diubah dengan memperbaiki hubungan dengan negara-negara Barat dan Brezhnev juga melanjutkan dengan memulai politik détente?
Dan memanglah, Weber sudah menekankan bahwa sistem birokrasi itu haruslah sistem tertutup. Organisasi musti menutup diri dari lingkungannya (juga kegaduhan revolusinya), karena dapat mengganggu kinerja organisasi. Dan kaum birokrasi di Uni Soviet tak mau diganggu.
Dalam spirit Weberian, implementasi sistem kewenangan para kaum birokrasi ini praktis tidak bisa dihancurkan. “Birokrasi Weberian” inilah yang meluluh lantakkan kiri di Soviet yang tambun itu. Sehingga slogan "Buruh Berkuasa Rakyat Sejahtera", sudah tamat di Federasi Sosialis yang pernah membentang dari Tajikistan, Kirgistan, Uzbekistan, Turkmenistan, Kazakhstan dan Azerbaijan di selatan. Belarusia, Lituania, Latvia, dan Estonia di utara. Rusia di timur, hingga Georgia, Ukraina, Moldova, dan Armenia di barat. Hari ini jargon Sos-Lib lebih menggantikan di banyak spanduk-spanduk manapun di bekas soviet, tak terkecuali juga di Moscow ataupun Kremlin.

0 wicara:

 

ANDA PENGUNJUNG YANG KE

IKLAN

TRANSLATE