Oleh: Ismail
Cik... jam didinding kost ku sudah menunjuk ke arah 02.00 wib, itu artinya malam telah lelap, mata ku pun tak kunjung tertutup. Lelah tak bisa ku hindari, pikirku melayang tak karuan. Kerja, kuliah, diskusi dan berkelakar mengiringi jalan ku,ditanah rantau.rasa syukur yang tak bisa ku ungkapkan dengan kata atau benda. Jalan hidup yang tak pernah ku rencanakan, bahkan ku bayangkan. Apakah ini yang disebut takdir Tuhan?
Anak kampung, hidup dari keluarga tak berada, untuk makan keluarga, cukup itu sudah syukur. Menginjak bangku sekolah hanya ada dalam mimpi, apalagi untuk kuliah, tak sedetik pun melintas dalam benak.
Menjadi bagian dari mereka, para mahasiswa yang tak kusangka, kini menabah arti dalam hidup. Meski hidup tak pernah menunjukan arti sejati.
Berkumpul bersama mereka memberi arti yang tak mampu ku mengerti! Sekawanan orang-orang yang gila dan mabuk pengetahuan bagiku, bahkan mereka tak kenal waktu, kerja pun tak menghalangi mereka dalam mengarungi samudra pengetahuan.
Setiap malam, Sekawanan anak manusia yang berkumpul dibawah pohon sawo saling memberi arti, dari setiap yang datang selalu membawa arti dan mencari arti untuk hidup.
Setiap dari mahluk yang dicipta oleh-Nya memiliki arti, dan mencari arti dalam hidup.
Chak..Syukur ku pada semua, memberi ku arti yang tak kunjung ku temui, mengiri jalan hidup di tanah rantau, samudra metropolitan.
0 wicara:
Posting Komentar