data-ad-format="auto"

DI TIMUR KESUNYIAN

Oleh Hasan Ismail


Alam yang kaya, tanah yang subur, hamparan laut penuh dengan kekayaanya. Di bawah tanahmu tersimpan harta karun yang tak ada habisnya. Aneka satwa menghiasi alammu. Katanya, kesamaan nasib yang menyatukan kita.

Entah sejarah nenek moyang dulu pernah menyatukan kita atau tidak, itu tidak penting bagiku. Kini engkau telah menjadi bagian dari hidupku.

Sejak masa pergulatan tahun 40-an, engkau menjadi bagian yang satu dalam nusaku. Entah apa yang menjadikan kita bagian dari satu sama lain. Aku dan kau.
Apakah Sang Proklamator dulu merayumu? Menipu nenek moyangmu?
Ataukah benar, adanya kesamaan nasiblah yang menyatukan kita, dan kesamaan tujuan untuk menjadi bangsa yang merdeka?
Oh, jika iya itu yang menyatukan kita, betapa mulianya cita-cita itu.
Kelaparan, penindasan, dan diskriminasi kau dapati. Setelah beribu-ribu nyawa nenek moyangmu terkorbankan di medan perang dalam gegap gempita perjuangan 40-an.

Pasca visi kemerdekaan tercapai, nasibmu tak berubah. Kemerdekaan yang dulu diperjuangkan tidak ada hasilnya. Penindasan masih terjadi, kemelaratan masih menghantui, dan pembodohan tetap menjadi bayang-bayang dalam tidur pulasmu.

Di Gedung Nusantara, para dewan adu sana adu sini. Ohh sesekali kau harus melihat gedung yang megah itu. Sungguh engkau akan berkata; "ini singgasana sang dewa". Tapi engkau perlu tahu, singgasana itu dibangun dari hasil alammu.
Jika engkau punya waktu dan uang banyak, mampirlah ke Istana Merdeka. Engkau juga perlu tahu, di gedung dewan dan istana itu, mereka bercokol, adu sana adu sini untuk menjual alammu dan menggeruk habis harta karun milikmu.

Sungguh miris melihat ketimpangan yang terjadi. Kemerdekaan hanya formalitas pengakuan bangsa. Sungguh pilu menderamu, wahai saudara "timurku".
Alammu adalah anugerah Sang Pencipta. Kau harus SEJAHTERA!
Engkau harus berjuang untuk meraih kesejahteraan itu

Wahai kawanku dari timur, perlu kau ingat, dalam berjuang tidak harus dengan angkat senjata dan bergulat di medan perang konvensional.
Kalau kau lakukan itu, hidupmu lebih sengsara, karena kau tak cukup banyak memiliki senjata. Jika iya itu terjadi, maka akan ada banyak negara yang mengincarmu, juga memangsa alammu.

Kawanku dari timur, belajarlah. Jadikan masyarakatmu pandai.
Kelola alammu yang melimpah itu.
Dengan jalan ini,  kesejahteraan akan kau dapatkan, bersama anak cucumu kelak.



2 wicara:

Winda Prameswara mengatakan...

Keren banget..

Winda Prameswara mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
 

ANDA PENGUNJUNG YANG KE

IKLAN

TRANSLATE